Aspirasi untuk Dinas Kebersihan DKI Jakarta

  • Saran untuk Halte dan Bak Sampah
  • Saya punya saran pak, Bagaimana Fasilitas halte dipergunakan semestinya dan saya sangat berharap jumlah bak sampah di setiap jalan atau di halte diperbanyak pak.

    Sumber :  Elisa Riski  <[email dirahasiakan]>

Pengirim:

 

  • Masalah truk sampah
  • Saya ada menghubungi bapak beberapa waktu lalu mengenai masalah truk sampah di daerah tempat kami jalan Tanah Tinggi. Berikut juga saya lampirkan beberapa foto yang saya ambil.
    Truk sampah pooling dari pagi sampai jam 11 siang tiap hari. dan setelah itu gerobak gerobak sampah dengan penuh sampah akan pooling disana sampai keesokan harinya lagi.

    saya mewakili warga sekitar jalan raya tersebut sudah tidak berdaya untuk mencari penyelesaian masalah yang sudah berlarut larut. RT juga sudah tidak berdaya. Setiap hari aktivitas kami terganggu oleh bau sampah,demikian juga waktu sore dan malam hari pada waktu kami beristirahat.

    Sumber :  "axaluminium" <[email dirahasiakan]>

  • (Berita Online-0703) Tumpukan Sampah Diangkut
  • samtuk73

     

    JAKARTA (Pos Kota)- Sampah menumpuk di Komplek Pusat Kegiatan Guru, (KPKG), Jatinegara, Jakarta Timur. Namun setelah ada informasi dari warga, sampah berupa puing tanah itu langsung diangkut oleh Sudin Kebersihan, Jakata Timur menggunakan delapan truk.

  • Mengharapkan Perhatian & Pembenahan infrastruktur Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat.
  • Kami yang merupakan bagian dari Warga Kavling DKI Blok 136, 137, 138 & sekitarnya pada khususnya dan yang merupakan bagian dari Warga Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat pada umumnya, menyampaikan dengan keperihatinan yang mendalam untuk perhatian yang nyata serta tindakan yang serius mengenai infrastruktur yang masih tetap sangat buruk selama lebih kurang 35 tahun dan telah silih berganti dari generasi pemimpin Jakarta yang satu kepada yang lainnya dimana situasi dan keadaan yang masih tetap sama saja, dikarenakan hal/faktor dibawah ini :

    1.Saluran selokan pembuangan air dan gorong gorong yang belum ada sama sekali sehingga dengan fatal /
       mudah terjadi genangan di seluruh jalan umum dan genangan air di setiap kavling kosong yang terdapat di
       daerah ini sehingga pada akhirnya terjadi banjir yang signifikan dan parah kondisinya.

    2.Kondisi jalan yang sangat parah sekali saat menuju Rumah Ibadah Gereja Maria Kusuma Karmel &
       sekitarnya yang cakupannya relatif luas (banyak infrastruktur jalan yang masih sangat buruk seperti halnya
       jalan yang belum terintegrasi / jalan yang belum terkoneksi / jalan yang belum saling tembus / jalan yang
       belum terhubung antara satu jalan dengan jalan yang lainnya, belum dilakukan pembetonan jalan atau
       setidaknya pengaspalan jalan, dimana hal ini sangat menggangu transportasi masyarakat dan pada akhirnya
       dapat mengganggu roda perekonomian masyarakat di sekitar daerah ini khususnya dan Warga DKI Jakarta
       pada umumnya)

    3.Tidak ada satupun / tidak adanya petugas sama sekali yaitu untuk petugas kebersihan sampah, termasuk
       petugas sampah keliling yang bertugas di area /daerah ini serta pusat penampungan sampah umum,
       sehingga banyak sekali Warga Kavling DKI Blok 136, 137, 138 & sekitarnya yang membuang sampah
       secara sembarangan ke Kavling kosong yang sebenarnya adalah milik dari Warga sendiri dan pada
       akhirnya sampah bertumpuk, lalu terlebih bercampur dengan air dan menjadi  lautan air / lautan empang /
       lautan sampah dan juga dijadikan area pemancingan ikan sehingga daerah ini seperti daerah kumuh, kotor
       dan tidak tertib, padahal daerah ini adalah murni merupakan daerah tempat tinggal / pemukiman sehingga
       sangat tidak baik bagi kesehatan lingkungan masyarakat dan citra DKI Jakarta sendiri.

    Kiranya tindakan nyata yang cepat dapat terwujud mengingat kawasan Kavling Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta ini juga merupakan bagian penting dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

    Sumber :  jopie handjaja <[email dirahasiakan]>

  • Pengangkutan sampah yang tidak teratur
  • Kami belum lama bertempat tinggal di kediaman kami. Selama ini kami beruntung mendapat kesempatan bertempat tinggal diberbagai daerah dan provinsi, melalui kedinasan. Kami belum pernah bermasalah hingga saat ini, yang disebabkan oleh oknum individu Ketua RT dan pengangkut sampah yang merupakan kroninya.
    Penyimpangan pelayanan masyarakat ini dapat kami ketahui karena kami menggunakan tempat sampah plastik tertutup standar industri 240 lt , yang mengharuskan pengangkut sampah untuk menekan bel dan kami pun membukakan pintu pagar. Kami tidak menempatkan tempat sampah diluar berdasar pengalaman kami, ada saja oknum yang membuang sampah.
    Seiring waktu, kami mendapati bahwa pengangkutan sampah dari awal menjelang masa kini menjadi semakin tidak teratur. Berulang kali sampah menumpuk penuh, bahkan lebih dari 1 minggu. Kami pun sudah berupaya untuk melakukan dialog, baik kepada sang pengangkut ybs, dan Ketua RT yang memperkenalkan. Sang Ketua RT pun lepas tangan dengan mengatakan Saya tidak punya wewenang, itu urusan kalian. Sejauh ini, hal buruk ini terus berlangsung. Terlebih lagi Sang pengangkut sampah selalu berupaya memajukan hari pembayaran dari semula tanggal 25, 20, 17 tanpa disertai pelayanan yang memadai.
    Pada dialog yang kami lakukan dengan Ketua RT, Sang Ketua RT pun risih dan berujar " Saya akan mengatakan Kamu bisa melakukan tugasmu tidak, jika tidak saya akan ganti kamu" Beri saja peringatan, itu urusan kalian lah. Sayang sekali beliau sebagai pihak yang memperkenalkan tidak merasa ikut bertanggung jawab. Padahal selama ini beliau dengan pongah mengakui bahwa beliau punya pengaruh di wilayah ini, dan telah menjadi Ketua RT selama lebih dari 15 tahun!! Padahal beliau sudah diuntungkan dengan menerima upeti dari warung2, usaha mikro semacam pulsa telepon dsb, dan kendaraan umum yang terkadang di parkirkan di daerah ini, namun beliau enggan memberikan solusi mengenai permasalahan warganya.
    Kamipun mengikuti saran beliau. Pada hari kami membayar upah Sang pengangkut sampah, kamipun memberikan skema kontrak yang baru. Isi kontrak itu adalah " mengangkut sampah 2 kali seminggu, Senin dan Jumat, pembayaran dilakukan setelah pengangkutan ke 8 " Kontrak ini sangat terang dan adil kedua belah pihak. Kamipun meminta kesanggupan, karena jika tidak sanggup, kamipun akan mencari pengangkut yang lain. Dia mengaku sanggup, karena kami memastikan sampai tiga kali.
    Kamipun karena menghargai kontrak dan kesanggupannya menunggu selama 1 minggu. Setelah jelas bahwa dia tidak datang dan melakukan kewajibannya, kami pun segera mencari penggantinya, karena didaerah ini banyak sekali pengangkut sampah. Yang tidak kami ketahui adalah, oknum pengangkut sampah ini telah melakukan kampanye gelap yang mendiskreditkan kami, sehingga kami kesulitan mendapatkan pengganti yang lebih baik, hingga saat ini.
    Dalam survei yang kami lakukan, kami mendapati bahwa gerobak pengangkut sampah dapat dipindah tangankan alias sistem tembak. Satu gerobak dapat digunakan oleh lebih dari satu orang, yang melayani hanya 3 - 7 rumah, selisih jarak antar rumah pun berbeda jauh. Penghuni rumah di pungut biaya bervariasi 25 sampai 75 ribu rupiah. Gerobak gerobak sampah pun disimpan di rumah sang pemilik beberapa gerobak, yang kemudian disewakan. Hal ini mengindikasikan kegiatan kartel sampah yang terorganisir.

    Sumber :  Khrisna Kharismawan <[email dirahasiakan]>