Detail Aspirasi
Transjakarta (TJ)
Saya sebagai pengguna transjakarta ingin menyampaikan beberapa keluhan.
Sebenarnya banyak penduduk Jakarta yang mau beralih dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan bus TJ. Akan tetapi, banyak warga yang kapok untuk menggunakan TJ kembali dikarenakan beberapa hal, antara lain:
1) Jalur busway digunakan oleh kendaraan pribadi dan hal ini dibiarkan oleh polisi yang sedang berjaga. Polisi terkesan hanya menunggu di jalur ujung keluar busway agar mereka dapat menilang (menerima sogokan uang bukan menilang secara legal) kendaraan pribadi yang memasuki jalur busway. Seharusnya polisi mengatur/menjaga di tempat jalur masuk busway, agar busway tidak mengalami kemacetan. Apa gunanya jalur khusus busway kalau ternyata juga digunakan oleh kendaraan pribadi? Tak jarang juga, polisi membiarkan kendaraan pribadi melintas di jalur busway. Saya pun pernah melihat kendaraan pemerintah (saya lupa nama instansinya) melintas di jalur busway dan akibatnya mobil2 pribadi pun ikut melintas di jalur busway sehingga menyebabkan kemacetan di jalur busway. Kendaraan pemerintah kok malah menjadi provokator yang tidak baik.
Saya biasanya naik TJ dari Bidara Cina transit di Cawang BNN lalu lanjut turun di halte Slipi Kemanggisan. Saat jalur busway lancar, waktu tempuh dari kampus (tempat saya kuliah) ke rumah kira-kira 45-50 menit. Tetapi saat jalur busway mengalami kemacetan, bisa mencapai 2,5 jam lebih.
2) Kurangnya jumlah bus TJ arah Pluit/Grogol, sedangkan penumpang membludak (apalagi saat berbarengan jam pulang kantor), sehingga penumpang terpaksa berdempet-dempetan. Apalagi jika ditambah kemacetan di jalur busway. Bahkan tetangga saya pernah bercerita kepada saya, dia berkata "Ah saya ga mau lagi naik busway, saya kapok. Udah berdiri, dempet-dempetan, macet juga lagi, mending saya bawa motor aja dah. Cukup sekali aja lah saya naik busway".
3) Beberapa bus TJ sudah tidak layak pakai. Saya tidak tahu ini kesalahan siapa. Apakah tidak ada pemeliharaan bus TJ?
a) Sudah beberapa kali saya melihat bus TJ mengalami mogok. Hal ini mngakibatkan bus2 TJ yang lain tidak dapat masuk ke jalur busway karena ada bus TJ yang mogok, sehingga bus TJ yang lain dialihkan ke jalur biasa (yang dilalui oleh kendaraan pribadi dan kendaraan umum lainnya)
b) AC dan exhaust mati. Sudah penumpang terlalu penuh di dalam bus TJ, jalur busway macet, diperparah lagi oleh AC dan exhaust mati. Hal ini menyebabkan seorang ibu pingsan di dalam TJ. Akhirnya sang supir berinisiatif untuk membuka kaca jendela bus. Saya pun sempat menanyakan kepada sang supir " Pak kok bisa sih AC sama exhaust mati begini? Memangnya ga di cek dulu ya? Trus belakangan ini saya juga sering melihat bus TJ mogok. Kok memprihatinkan begini sih pak?". Sang supir menjawab "Saya mah ga tau dek tentang pengecekan dsb. Yang penting mah saya disuruh ngejalanin nih mobil, ya saya manut aja"
4) Supir bus dan kecepatan bus. Jujur saja, saya lebih suka saat dulu TJ baru mulai dioperasikan, sang supir sangat cekatan, lihai dalam mengendalikan busnya. Tetapi sekarang berbeda, sepertinya dikarenakan ada batasan max kecepatan bus adalah 50km/jam. Jadi sejauh ini yg saya lihat, kebanyakan supir hanya melajukan busnya di kecepatan 40km/jam, mungkin mereka takut melanggar batasan max kecepatan. Sekiranya batas max kecepatan direvisi kembali.
Kualitas beberapa supir juga sangat meragukan bagi saya, terkadang mengerem mendadak, mengendalikan busnya kurang lihai (bahasa lainnya, busnya berjalan ndet-ndetan). Tolong supir diseleksi lebih baik
5) Kualitas kenek bus TJ. Semakin kesini, kulaitas kenek bus TJ semakin menurun.
Kenek bus TJ semakin arogan. Saya sangat merasakan hal itu. Pernah suatu kali saya melihat seorang ibu di halte busway bertanya kepada kenek bus TJ "Mas, ini busnya ke arah mana?". Lalu tanpa menjawab pertanyaan sang ibu, kenek bus malah berteriak "lanjut" kepada supir bus. Seketika itu juga pintu bus TJ tertutup dan bus pergi begitu saja. Ibu itu pun terlihat kesal. Padahal saat TJ dulu baru beroperasi, kenek bus selalu melayani pertanyaan penumpang dengan baik.
Kenek bus TJ tidak memahami halte2 busway yang dilalui. Biasanya kenek selalu mengatakan letak bus berada di halte mana, tetapi ada beberapa kenek bus TJ yang tidak menyebutkan nama halte yang dilalui busnya. Kontan saja banyak penumpang yang kesal dan menganggap bahwa kenek bus tidak profesional. Ya, walaupun saya tahu bahwa ada alat suara di beberapa bus TJ yang menyatakan keberadaan bus berada di halte mana, tetapi 'kan terkadang alat tsb rusak, sehingga kenek bus harus memberitahu penumpang di shelter mana bus tsb berhenti saat itu. Ironis, karena saat TJ dulu baru beroperasi, keneknya selalu memahami trayek busway dengan baik.
Kenek bus membiarkan laki-laki berada di area khusus wanita. Padahal jelas-jelas sudah terpampang di dalam bus TJ bahwa area depan (dekat supir) adalah khusus wanita. Jadi walaupun bangku di area khusus wanita masih kosong, pria tetap tidak diperbolehkan untuk duduk di area khusus wanita. Dulu saya pernah menyaksikan secara langsung kenek bus TJ menegur seorang pria yang memasuki area khusus wanita agar segera menuju ke arah belakang, karena area khusus wanita hanya diperbolehkan untuk wanita saja. Tetapi belakangan ini saya menyaksikan kenek TJ membiarkan pria untuk duduk di area khusus wanita. Pernah suatu kali saya menegur pria yang duduk di area wanita "Maaf mas, ini area khusus wanita, lelaki seharusnya duduk di belakang". Tetapi dia tidak mendengarkan perkataaan saya. Dan saya melihat bahwa kenek bus TJ juga asyik2 saja membiarkan pria tsb.
Sebaiknya diadakan tes seleksi penerimaan kenek bus TJ
Saya berharap keluhan saya ini segera ditanggapi oleh jajaran-jajaran yang berkepentingan dalam Transjakarta, terutama di bagian poin pertama dan kedua. Saat ini saya nge-kos dekat kampus saya. Ngekos itu butuh pengeluaran lebih banyak Pak/Bu dibanding tidak ngekos. Seharusnya saya tidak perlu ngekos, jika jalur busway tidak mengalami kemacetan dan jumlah bus TJ arah Cawang BNN-Pluit/Grogol ditambahkan. Saya ngekos untuk menghindari datang telat ke kampus (takut2 jika jalur busway macet). Saya tahu bahwa ada program penambahan kuantitas bus TJ, tetapi saya tidak tahu bus TJ trayek arah mana yang akan ditambahkan. Untuk itu saya berharap agar bus TJ arah dr Cawang BNN ke Pluit/Grogol dapat ditambah lebih banyak.
Saya mengerti bahwa semuanya butuh proses, tetapi saya prihatin dengan kondisi kualitas Transjakarta yang semakin menurun.
Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Maaf jika email ini salah sasaran.
Terimakasih atas perhatiannya.
Sumber : Synthia Natalia Kristiani <[email dirahasiakan]>
- 14-Dec-2017
Kartu Keluarga Belum Selesai Pembuatannya
- 28-Nov-2017
Perekaman E-KTP di Kec. Pulo Gadung
- 27-Nov-2017
E-ktp Sudah Lebih 2 Tahun Belum Selesai
- 27-Nov-2017
Rekam E-ktp Sejak 2 Tahun Belum Selesai
- 24-Nov-2017
E-ktp Belum Jadi Sejak September 2016
- 24-Nov-2017
E-ktp Belum Jadi Selama Bertahun-tahun