Detail Aspirasi

25 Apr 2016

Pengendara Masih Cari Alternatif

JAKARTA- Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya kembali mengevaluasi uji coba penghapusan three in one di Jalan Sudirman-Thamrin dan Gatot Subroto. Volume arus lalu lintas kendaraan di Jalan Sudirman-Thamrin pun meningkat selama jam sibuk.

“Masyarakat masih mencari pola dalam menentukan perjalanan, pilihan alternatif jalan. Masih dalam proses adaptasi,” kata Menurut Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (24/4).

Pemerintah provinsi DKI memang berniat untuk menghapus 3 in 1 lantaran dianggap digunakan sebagai ajang ekploitasi anak.Tahap pertama uji coba  penghapusan three in one di Jalan Sudirman-Thamrin dan Gatot Subroto sudah dilakukan dari  tanggal 14 hingga 20 April. Kini uji coba itu diperpanjang hingga 14 Mei.

Dalam evaluasi yang digelar Kepolisian Daerah Metro Jaya pada pekan ini, pembebasan jalur protokol untuk dimasuki kendaraan berpenumpang kurang dari tiga orang itu masih menyebabkan kemacetan di jalur Jalan  MH Thamrin, Jakarta Pusat. Volume arus lalu lintas kendaraan di Jalan Sudirman-Thamrin pun meningkat selama jam sibuk, pagi pukul 07.00 sampai dengan 10.00 WIB, dan sore hari pukul 16.30 sampai dengan 19.00 WIB. Sepanjang Jalan Gatot Subroto, pada jam yang sama, penggal tertentu padat, dan penggal jalan lainnya lancar.

Selain itu, Budiyanto menjelaskan, dengan adanya program tambahan sterilisasi jalur busway, beban pada ruas penggal jalan yang selama ini digunakan sebagai lokasi three in one menjadi bertambah.

“Otomatis beban tugas-tugas preventif yang dilaksanakan petugas Polri dan Dishub  bertambah juga, seiring dengan perkembangan dinamika di lapangan,” kata Budiyanto.

Dalam rapat evaluasi internal Polda Metro Jaya yang juga turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Perhubungan dan pengamat transportasi pada Kamis lalu, Budiyanto mengungkapkan bahwa masih terjadi penumpukan jumlah kendaraan, terutama di kawasan bundaran HI menuju Plaza Semanggi. Kemacetan bahkan masih terjadi hingga pukul 21.00 WIB.

Menurut Budiyanto, upaya preventif pun sedang diusahakan oleh pihak kepolisian. Apalagi saat ini keluar instruksi untuk sterilisasi jalur busway. Selama ini, menurut Budiyanto, untuk mengurai kemacetan ia kerap melakukan diskresi. Apabila lalu lintas padat ia akan mengalihkan sebagian kendaraan ke jalur busway.

Namun, dengan adanya sterilisasi ini ia mengaku tidak dapat lagi melakukan pengalihan semacam ini. “Sekarang sangat selektif sekali. Dulu kalau padat masukkan, tapi sekarang kan udang enggak,” ujar Budiyanto.

Menurut Budiyanto kemacetan paling parah terjadi sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Kemacetan ini terjadi dari Bundaran HI mengarah ke Selatan ke arah Plaza Semanggi. Hal ini terjadi lantaran kemacetan di Bundaran HI belum terurai akibatnya kemacetan terus mengekor hingga ke Selatan.

Hingga saat ini, Budiyanto mengaku pihak kepolisian masih terus memantau dan melakukan evaluasi mingguan uji coba penghapusan 3 in 1. Apalagi ditambah dengan sterilisasi jalur busway, pihak kepolisian terpaksa  mencari alternatif untuk mengurai kemacetan.

Belum Diputuskan

Ketika ditanya tentang pemberlakuan larangan terhadap kendaraan roda dua di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyatakan belum memastikan waktu pemberlakuan larangan  terhadap kendaraan roda dua di Jalan Jenderal Sudirman itu. Menurut Budiyanto, pihaknya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta masih membahas wacana pelarangan tersebut.

“Pemberlakuan itu belum diputuskan, masih prediksi, dan masih akan dirapatkan kembali,” kata Budiyanto.  Sebelumnya, beredar kabar bahwa pemberlakuan pelarangan terhadap kendaraan roda dua akan dimulai pada 1 Mei 2016.

Pelarangan tersebut, kata Budiyanto, dilakukan karena melihat pertumbuhan jumlah kendaraan roda dua yang melonjak dan mengurangi volume kepadatan di jalan-jalan protokol. pin/Ant/P-4

 

koran jakarta.com