Detail Aspirasi

19 Apr 2016

Penghapusan “3 In 1” Dinilai Tak Tepat

 JAKARTA – Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengungkapkan, untuk sekarang ini penghapusan 3 in 1 belum tepat dilakukan. 

“Jika melihat hasil uji coba pertama kali, kami rasa belum saatnya Pemerintah Provinsi DKI untuk menghapus 3 in 1,” ujar Budiyanto di Jakarta, Minggu (17/4).

Menurut dia, saat ini kondisi jalan di sejumlah jalur protokol yang diberlakukan 3 in 1 tak ideal untuk dilalui, seperti di Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

“Saat ini di Jalan Jend. Sudirman masih ada pembangunan Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) dan revitalisasi jembatan Semanggi, jika 3 in 1 di hapuskan kemacetan parah akan terjadi di situ,” terangnya. 

Pada saat uji coba pertama kali diberlakukannya penghapusan 3 in 1 peningkatan jumlah kendaraan mencapai 25 persen. Total rata-rata 25 persen. Kalau kasat mata memang ada ruas jalan yang mengalami peningkatan dan ada penurunan juga, jelasnya. 

Selain itu, lanjut dia, pada saat uji coba pertama kali dilakukan pada 5-8 April dan 11-13 April lalu, anak sekolah belum masuk. “Libur anak sekolah saja peningkatan kendaraan sudah tinggi apalagi jika para pelajar masuk dipastikan peningkatan jumlah kendaraan bisa lebih tinggi,” paparnya. 

Hapus Program 

Untuk itu, kata Budiyanto, jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta benar-benar ingin menghapus 3 in 1, harus dikaji secara maksimal. “Untuk menghapus program yang telah berjalan baik dalam menekan angka kemacetan, Pemprov harus mengkajinya secara matang,” imbuhnya. 

Selain itu, sambungnya, Pemprov harus menpunyai program yang lebih baik dari 3 in 1 dalam mengatasi kemacetan. “Jika alasannya penghapusan 3 in 1 hanya ingin menghapus kasus ekapolitasi anak kurang pas rasanya,” tuturnya. 

Dijelaskan dia, selama penambahan waktu penghapusan uji coba 3 in 1 tak ada yang berbeda. Petugas tak melakukan persiapan khusus. Pihaknya ingin mendapatkan secara detail data yang diperlukan sebelum menghapus program yang sudah berjalan sejak 2003 itu. “Kami ingin mendapatkan hasilnya seperti apa. Kami tak terlalu berlebihan, biasa aja. Iya, kami lihat hasil pengkajian satu bulan ke depan”, tambahnya. pik/P-5

koran jakarta.com