Aspirasi dalam Kategori Perhubungan

  • Keluhan warga Tambora
  • Semoga Tuhan yang maha esa anugerahkan bapak bapak nurani yang lembut,hati yang mengerti, tindakan yg tepat sehingga mampu bertanggung jawab sebagai pemimpin.zaman penjajahan telah berlalu,,tapi sikap dan sifat penjajah masih kuat tersemat pada diri kaum berduit,contohnya di jl.stasiun angke, tambora, jakarta barat,terdapat palang pintu yang mengharuskan pemakai jalan membayar, padahal jalan tersebut adalah jalan tembus,serta alternatif kami bagi kami hindari macet di pasar mitra jembatan lima. mohon di tinjau keberadaan palang pintu tersebut,dan di ambil tindakan semestinya, terimakasih dan mohon maaf.

    Sumber :  Syafeq Ahmad <[email dirahasiakan]>

  • Transjakarta Koridor 8
  • Transjakartanya kalau pagi nunggunya lama sekali. Antara [No Telp dirahasiakan] menit. Kena potong gaji kalau telat terus.
    Tolong dibenahi, pak.

    Sumber :  Maria Fransisca <[email dirahasiakan]>

  • Parkir di jalan
  • Bersama  ini saya akan melaporkan parkir liar di jalan Dewi Sartika ,tepatnya di antara PGC sampai pasar Jambul pertigaan Kalibata ( lampu merah).
    Sudah bertahun-tahun jalan tsb di jadikan parkir oleh pengusaha  dan terutama  kursus setir mobil yg ada di badan  jalan tsb,sehingga jalan tsb mengalami kemacetan yg luar biasa setiap hari.
    Dengan media ini mohon mobil2 tsb di tertipkan melalui aparat yang terkait .
    Mudah2an informasi ini sangat membantu untuk kelancaran kita bersama "JAKARTA BARU". Terimakasih atas perhatian dan bantuannya

    Sumber :  Heru Kusumo <[email dirahasiakan]>

  • Saran Dan Ide untuk kemacetan
  • Salah satu solusi mengatasi macet di jakarta

    Menteri/Gubernur dan para pengambil keputusan di institusi swasta mengeluarkan surat keputusan/peraturan TANPA TERKECUALI pelarangan buat seluruh PNS/Pekerja/karyawan atau siapapun yang berkaitan dengan institusi didalamnya untuk membawa kendaraan pribadi pada saat berangkat kerja/kekantor DLL


    Solusinya :

    1, Menteri/gubernur/para pengambil keputusan MENYEDIAKAN
        KENDARAAN ANGKUTAN MASSAL ANTAR JEMPUT YANG LAYAK
        DALAM JUMLAH YANG CUKUP SESUAI DENGAN KEABUTUHAN
        MASING2,KENDARAAN MASSAL INI DIPERTUNTUKAN BUAT
        SELURUH PNS/KARYAWAN TANPA TERKECUALI BAIK ITU PADA
       TINGKAT PEJABAT/MANAGER/KARYAWAN BIASA

    2. Menteri/Gubernur/pengambil keputusan di institusi swasta
        menyediakan satu atau 2 kendaraan yang layak untuk keperluan
        operational bagi yang memerlukan guna mengurus dan
        menjalankan tugas2 yang diberikan ketika menjalankan
        pekerjaannya pada jam kerja

    APABILA HAL INI DIJALANKAN DENGAN KONSISTEN SAYA YAKIN AKAN MENGURANGI 50% KEPADATAN KOTA JAKARTA

    Sumber :  Andre Anton <[email dirahasiakan]>

  • Jalan di bawah jembatan Roxy macet parah karena motor lawan arus
  • Pak, jalan di bawah jembatan roxy kondisi sangat parah macetnya bbrp hari ini karena motor bergerombol (banyak sekali) lawan arah sehingga menyisakan hanya 1 jalur utk kendaraan di jalur yg seharusnya, parah Pak. Mohon tindak lanjutnya, krn tidak terlihat petugas di lokasi yg menangani "pelanggaran" yg terjadi. Kalau dibiarkan kondisi jalan di Jakarta akan semakin semrawut, tidak ada aturan sama sekali terutama dr pengendara sepeda motor. Terima Kasih

    Sumber :  [email dirahasiakan]

  • Kemacetan di simpang Terusan Arjuna setiap pagi
  • Boleh minta bantuan, untuk menempatkan Satpol/perangkat kelurahan Kedoya, Jakarta Barat, untuk membantu ketertiban/ kelancaran
    1) di simpang jalan Terusan Arjuna Utara selepas Metro TV dan Klinik Mata Nusantara yang sangat tidak tertib. Dahulu ada pembatas jalan sehingga tdk bisa saling pintas, namun kemudian di rusak warga, tanpa perbaikan. Mohon bantuannya
    2) Simpang perumahan Kedoya/ Indomart, Jika ada petugas lancar namun jika tdk ada sangat macet.
    3) Pintu masuk/keluar toll kebon Jeruk sebaiknya ada petugas pagi atau sore, karena macetnya sangat parah. Jasamarga seolah tidak perduli karena, setelah exit, bukan urusan mereka lagi.
    Atas perhatian dan bantuan bapak kami ucapkan terimakasih.
    Tuhan berkati bapak selalu.

    Sumber :  "Hadi Cahyadi" <[email dirahasiakan]>

  • Keluhan Tarif Parkir
  • Dengan hormat,

    Yang pertama. Saya warga DKI Jakarta kali ini ingin bertanya mengenai tarif parkir yang diberlakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Saya tanggal 24 April 2013 mengunjungi Mall Cibubur Junction. Sewaktu saya ingin membayar parkir ternyata disana tertera tarif parkir sebesar Rp. 4.000,- per jam, dikarenakan saya kurang lebih di Mall tersebut 2 jam sehingga saya membayar parkir sebesar Rp. 8.000,- . Yang ingin saya tanyakan apakah benar tarif tersebut sudah sesuai dengan aturan Pemprov DKI Jakarta?
    Yang kedua ada yang ingin saya sampaikan adalah dengan adanya Mall tersebut seringkali terjadi kemacetan karena kendaraan yang keluar dan masuk Mall tersebut dan adanya kendaraan umum yang menunggu penumpang.
    Mohon kiranya pihak Pemrov DKI Jakarta dapat mendengar keluhan saya ini dan menjawab pertanyaan saya. Berikut saya kirimkan gambar papan pengumuman tentang tarif parkir yang berlaku di Mall Cibubur Junction.
    Dan terima kasih telah mendengar keluhan saya sebagai warga DKI Jakarta yang selalu menginginkan DKI Jakarta tetap bersih, tenang, dan aman sehingga stabilitas DKI Jakarta tetap terjaga dengan baik.



    Dedy Riyadi
    Warga DKI Jakarta

    Sumber :  Dedy Riyadi <[email dirahasiakan]>

  • Transjakarta (TJ)
  • Saya sebagai pengguna transjakarta ingin menyampaikan beberapa keluhan.
    Sebenarnya banyak penduduk Jakarta yang mau beralih dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan bus TJ. Akan tetapi, banyak warga yang kapok untuk menggunakan TJ kembali dikarenakan beberapa hal, antara lain:

    1) Jalur busway digunakan oleh kendaraan pribadi dan hal ini dibiarkan oleh polisi yang sedang berjaga. Polisi terkesan hanya menunggu di jalur ujung keluar busway agar mereka dapat menilang (menerima sogokan uang bukan menilang secara legal) kendaraan pribadi yang memasuki jalur busway. Seharusnya polisi mengatur/menjaga di tempat jalur masuk busway, agar busway tidak mengalami kemacetan. Apa gunanya jalur khusus busway kalau ternyata juga digunakan oleh kendaraan pribadi? Tak jarang juga, polisi membiarkan kendaraan pribadi melintas di jalur busway. Saya pun pernah melihat kendaraan pemerintah (saya lupa nama instansinya) melintas di jalur busway dan akibatnya mobil2 pribadi pun ikut melintas di jalur busway sehingga menyebabkan kemacetan di jalur busway. Kendaraan pemerintah kok malah menjadi provokator yang tidak baik.
    Saya biasanya naik TJ dari Bidara Cina transit di Cawang BNN lalu lanjut turun di halte Slipi Kemanggisan. Saat jalur busway lancar, waktu tempuh dari kampus (tempat saya kuliah) ke rumah kira-kira 45-50 menit. Tetapi saat jalur busway mengalami kemacetan, bisa mencapai 2,5 jam lebih.

    2) Kurangnya jumlah bus TJ arah Pluit/Grogol, sedangkan penumpang membludak (apalagi saat berbarengan jam pulang kantor), sehingga penumpang terpaksa berdempet-dempetan.  Apalagi jika ditambah kemacetan di jalur busway. Bahkan tetangga saya pernah bercerita kepada saya, dia berkata "Ah saya ga mau lagi naik busway, saya kapok. Udah berdiri, dempet-dempetan, macet juga lagi, mending saya bawa motor aja dah. Cukup sekali aja lah saya naik busway".

    3) Beberapa bus TJ sudah tidak layak pakai. Saya tidak tahu ini kesalahan siapa. Apakah tidak ada pemeliharaan bus TJ?
    a) Sudah beberapa kali saya melihat bus TJ mengalami mogok. Hal ini mngakibatkan bus2 TJ yang lain tidak dapat masuk ke jalur busway karena ada bus TJ  yang mogok, sehingga bus TJ yang lain dialihkan ke jalur biasa (yang dilalui oleh kendaraan pribadi dan kendaraan umum lainnya)
    b) AC dan exhaust mati. Sudah penumpang terlalu penuh di dalam bus TJ, jalur busway macet, diperparah lagi oleh AC dan exhaust mati. Hal ini menyebabkan seorang ibu pingsan di dalam TJ. Akhirnya sang supir berinisiatif untuk membuka kaca jendela bus. Saya pun sempat menanyakan kepada sang supir " Pak kok bisa sih AC sama exhaust mati begini? Memangnya ga di cek dulu ya? Trus belakangan ini saya juga sering melihat bus TJ mogok. Kok memprihatinkan begini sih pak?". Sang supir menjawab "Saya mah ga tau dek tentang pengecekan dsb. Yang penting mah saya disuruh ngejalanin nih mobil, ya saya manut aja"

    4) Supir bus dan kecepatan bus. Jujur saja, saya lebih suka saat dulu TJ baru mulai dioperasikan, sang supir sangat cekatan, lihai dalam mengendalikan busnya. Tetapi sekarang berbeda, sepertinya dikarenakan ada batasan max kecepatan bus adalah 50km/jam. Jadi sejauh ini yg saya lihat, kebanyakan supir hanya melajukan busnya di kecepatan 40km/jam, mungkin mereka takut melanggar batasan max kecepatan. Sekiranya batas max kecepatan direvisi kembali.
    Kualitas beberapa supir juga sangat meragukan bagi saya, terkadang mengerem mendadak, mengendalikan busnya kurang lihai (bahasa lainnya, busnya berjalan ndet-ndetan). Tolong supir diseleksi lebih baik

    5) Kualitas kenek bus TJ. Semakin kesini, kulaitas kenek bus TJ semakin menurun.
    Kenek bus TJ semakin arogan. Saya sangat merasakan hal itu. Pernah suatu kali saya melihat seorang ibu di halte busway bertanya kepada kenek bus TJ "Mas, ini busnya ke arah mana?". Lalu tanpa menjawab pertanyaan sang ibu, kenek bus malah berteriak "lanjut" kepada supir bus. Seketika itu juga pintu bus TJ tertutup dan bus pergi begitu saja. Ibu itu pun terlihat kesal. Padahal saat TJ dulu baru beroperasi, kenek bus selalu melayani pertanyaan penumpang dengan baik.
    Kenek bus TJ tidak memahami halte2 busway yang dilalui. Biasanya kenek selalu mengatakan letak bus berada di halte mana, tetapi ada beberapa kenek bus TJ yang tidak menyebutkan nama halte yang dilalui busnya. Kontan saja banyak penumpang yang kesal dan menganggap bahwa kenek bus tidak profesional. Ya, walaupun saya tahu bahwa ada alat suara di beberapa bus TJ yang menyatakan keberadaan bus berada di halte mana, tetapi 'kan terkadang alat tsb rusak, sehingga kenek bus harus memberitahu penumpang di shelter mana bus tsb berhenti saat itu. Ironis, karena saat TJ dulu baru beroperasi, keneknya selalu memahami trayek busway dengan baik.
    Kenek bus membiarkan laki-laki berada di area khusus wanita. Padahal jelas-jelas sudah terpampang di dalam bus TJ bahwa area depan (dekat supir) adalah khusus wanita. Jadi walaupun bangku di area khusus wanita masih kosong, pria tetap tidak diperbolehkan untuk duduk di area khusus wanita. Dulu saya pernah menyaksikan secara langsung kenek bus TJ menegur seorang pria yang memasuki area khusus wanita agar segera menuju ke arah belakang, karena area khusus wanita hanya diperbolehkan untuk wanita saja. Tetapi belakangan ini saya menyaksikan kenek TJ membiarkan pria untuk duduk di area khusus wanita. Pernah suatu kali saya menegur pria yang duduk di area wanita "Maaf mas, ini area khusus wanita, lelaki seharusnya duduk di belakang". Tetapi dia tidak mendengarkan perkataaan saya. Dan saya melihat bahwa kenek bus TJ juga asyik2 saja membiarkan pria tsb.
    Sebaiknya diadakan tes seleksi penerimaan kenek bus TJ

    Saya berharap keluhan saya ini segera ditanggapi oleh jajaran-jajaran yang berkepentingan dalam Transjakarta, terutama di bagian poin pertama dan kedua. Saat ini saya nge-kos dekat kampus saya. Ngekos itu butuh pengeluaran lebih banyak Pak/Bu dibanding tidak ngekos. Seharusnya saya tidak perlu ngekos, jika jalur busway tidak mengalami kemacetan dan jumlah bus TJ arah Cawang BNN-Pluit/Grogol ditambahkan. Saya ngekos untuk menghindari datang telat ke kampus (takut2 jika jalur busway macet). Saya tahu bahwa ada program penambahan kuantitas bus TJ, tetapi saya tidak tahu bus TJ trayek arah mana yang akan ditambahkan. Untuk itu saya berharap agar bus TJ arah dr Cawang BNN ke Pluit/Grogol dapat ditambah lebih banyak.
    Saya mengerti bahwa semuanya butuh proses, tetapi saya prihatin dengan kondisi kualitas Transjakarta yang semakin menurun.
    Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Maaf jika email ini salah sasaran.
    Terimakasih atas perhatiannya.

    Sumber :  Synthia Natalia Kristiani <[email dirahasiakan]>

  • Support Jakarta Baru
  • Ada bebrapa masukan dari saya , ini mungkin sepele tapi penting menurut saya, yaitu:
    1.       Trotoar banyak ditaruh pot bunga yg cukup besar sehingga tdk bisa dilalui orang.Akhirnya orang turun ke badan jalan.
    2.       Tutup-tutup selokan dari semen cor atau besi yg ditasnya berfungsi utuk orang jalan(trotoar), banyak yang hilang sehingga tidak dilalui orang, dan akhirnya orang masuk badan jalan. Mungkin salah satunya pelakunya adalah mereka yg suka bawa gerobak dorong yg jumlahnya ribuan di Jkt ini. Mhn tutup2 selokan seperti itu diberi tanda khusus supaya mudah melacaknya, misalnya ditempat-tempat jual beli barang bekas/besi tua, dan mrk hrs tahu bhw benda2 tsb yg bertanda itu adalah milik pemda DKI dan hrs dirampas dan kalau perlu diproses hukum sebagai pencuri atau penadah.Dgn begitu mrk akan jera.
    3.       Tukang sapu jalan menjadi pengemis terselubung. Mrk bekerja pada jam jalanan sdh macet, pura2 nyapu tetapi matanya sering mengarah kpd pengemudi utk mengharapkan sesuatu sehingga hasil nyapunya juga tdk bersih. Memang para dermawan yg sembarangan kaish orang di jalanan juga menjadi penyebabnya.
    4.       Rambu-rambu lalu-lintas banyak tertutup pohon atau tertutup papan iklan dll, sehingga banyak orang yg salah jalan dan ditilang.Harusnya bagian pertamanan DKI keliling dan memotong dahan dan ranting2 pohon agar tdk menutup rambu lalin tsb.
    5.       Banyak jalanan yg tdk ada marka jalan atau marka jalan sdh luntur, sehingga pengendara tdk memiliki pedoman ambil posisi yg tepat ketika di jalan raya.Ini bahaya kecelakaan dan bikin semrawut. Bapak pernah bilang bhw marka jalan bisa bikin tertib lalins.d. 30% (maaf klo salah sebut angka).
    Demikian masukan kami, smoga bermanfaat.

    Sumber :  "Giyono" <[email dirahasiakan]>