Aspirasi dalam Kategori Perhubungan

  • BeritaOnline(2704): Jalur Hijau di Jatinegara Jadi Parkir Liar
  • Minimnya pengawasan yang dilakukan petugas, membuat jalur hijau di Jl Raya Bekasi Timur, Rawa Bunga, Jatinegara berubah menjadi areal parkir. Setiap hari, ratusan sepeda motor parkir di kawasan tersebut. Akibatnya, banyak pot bunga serta pagar jalur menjadi rusak.

    " Kalau peruntukannya jalur hijau maupun taman ya tidak boleh berubah fungsi"

    Pantauan beritajakarta.com, Sabtu (25/4), kebanyakan pengendara yang memarkirkan motornya di jalur hijau itu merupakan pengunjung Jakarta Gems Center maupun pelanggan para PKL batu akik di Jl Bekasi Barat 1. Biasanya, para pengendara membayar Rp 2.000 untuk sekali parkir.

    Kasie Operasi Satpol PP Jakarta Timur, Agus Sidiki mengatakan, pihaknya sudah sering kali melakukan penertiban. Namun, para pelanggar itu tetap saja kembali memarkirkan kendaraannya di lokasi yang dimaksud.

    Untuk itu, pihaknya mengusulkan kepada Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur untuk mengubah kawasan tersebut menjadi areal parkir resmi. "Dari pada seperti sekarang jadi parkir liar mending diubah jadi areal parkir resmi. Uangnya kan nanti masuk ke kas daerah," ujar Agus, Sabtu (25/4).

    Kepala Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, Mimi Rachmawati menuturkan, lokasi yang digunakan areal parkir liar di kawasan tersebut merupakan jalur hijau dan tidak boleh dijadikan lokasi parkir liar. "Kalau peruntukannya jalur hijau maupun taman ya tidak boleh berubah fungsi jadi areal parkir atau apapun," tandasnya.

  • Klipping Media : Stasiun KA Palmerah Macet Parah
  • Kepada Yth. Pemprov DKI Jakarta,

    Terkait parahnya kemacetan di dekat stasiun Kereta Api Palmerah, dikarenakan kopaja yang sering berhenti lama (mangkal). Mohon Sudin Perhubungan Jakarta Barat untuk menindak lanjutinya. Terima kasih.

     

  • Klipping Media : Mohon Ditindak Angkot Yang Berhenti Sembarangan
  • Kepada Yth. Pemprov DKI Jakarta,

    Mohon angkot yang berhenti sembarangan dipintu keluar sesudah Flyover menutup dua jalur jalan dan sudah berbulan-bulan tidak ada tindakan apa-apa. Akibatnya macet 2 km mulai dari lampu merah Cipinang Cempedak sampai terminal. Mohon Dinas terkait untuk menindak lanjutinya. Terima kasih.

  • BeritaOnline(2204): Warga Keluhkan Pengalihan Arus Lalin di Jalan Otista 3
  • WARTA KOTA, JATINEGARA - Terhitung mulai hari ini, Selasa (21/4) arus lalu lintas di Jalan Otista 3, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur dialihkan.

    Pengalihan itu terkait pengerjaan proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).

    Menanggapi hal tersebut salah seorang warga sekitar, Suparman (66) merasa terganggu. Hanya saja ia tidak bisa berbuat banyak terkait pengerjaan yang dilakukan.

    "Terganggu sih sebenarnya tapi ya mau gimana lagi. Sekarang jadi ada banyak alat berat di sini," katanya, Selasa (21/4).

    Warga Jalan Kebon Nanas Utara itu menambahkan pengalihan kali ini adalah untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya sudah pernah dilakukan pengalihan dengan menggunakan rute yang sama.

    "Dulu juga pernah ada pengalihan. Lamanya sekitar empat bulan dan gunakan jalur yang sama seperti sekarang ini," ucapnya.

    Adapun arus kendaraan yang berasal dari timur atau tepatnya dari Jalan Otista Raya menuju Jalan Otista 3, dialihkan melalui Jalan Kebon Nanas Utara-Jalan Kebon Nanas Utara II-Jalan Kebon Nanas Utara III-Jalan Panti Asuhan hingga akhirnya kembali berada di Jalan Otista 3.

    Sementara itu arus kendaraan yang berasal dari arah barat tepatnya dari arah Jalan DI Panjaitan melalui Jalan Otista 3, dialihkan melalui Jalan Kebon Nanas Selatan I-Jalan Kebon Nanas Selatan hingga akhirnya kembali berada di Jalan Otista 3.

  • BeritaOnline(2104): Kopaja-Metromini Makin Bobrok Saja
  • WARTA KOTA, TANAH ABANG - Sudah lebih dari 25 tahun saya tinggal di Jakarta, dan selama itu pula saya menyaksikan kendaraan umum Metromini maupun Kopaja tak pernah diremajakan.

    Yang terjadi justru kian tahun kian bobrok saja kondisi kendaraan umum tersebut. Kaca jendela Metromini maupun Kopaja banyak yang sudah tak ada. Pintu-pintu karatan, dan bangku dari fiberglas sudah copot dari dudukannya.

    Bagaimana hal itu bisa terjadi?

    Metromini dan Kopaja tentulah dikelola secara bisnis, artinya kendaraan itu dijalankan berdasarkan prinsip rugi-laba. Jika melihat kondisi kendaraan yang kian memburuk, berarti bisa dikatakan bisnis itu merugi.

    Namun, jika merugi mengapa bisa bertahan begitu lama? Jika merugi, mengapa Metromini-Kopaja mau meneruskan bisnis itu? Apakah mereka memberi subsisi? Tentu saja tidak, karena mereka swasta.

    Jika mereka untung, lantas mengapa tak ada peremajaan kendaraan? Seharusnya berdasarkan hitungan bisnis, kendaraan punya umur pakai, atau umur ekonomis.

    Dengan hitungan umur tentu bisa dihitung waktu untuk melakukan pergantian, tapi mengapa hal itu tak dilakukan?

    Saya sebagai pengguna kendaraan umum itu tidak habis mengerti bagaimana hitungan bisnis Kopaja-Metromini.

    Yang pasti, sebagai pengguna saya merasa tiap hari makin bobrok saja Kopaja-Metromini.

    H Sodikun,
    Petamburan, Jakarta Pusat