Aspirasi untuk Dinas Kebersihan DKI Jakarta

  • BeritaOnline(2904): Jakbar Kekurangan PHL Kebersihan Kali
  • Untuk membersihkan sampah di 57 aliran sungai yang mengalir di Jakarta Barat, Satlak Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air setempat membutuhkan tambahan Pekerja Harian Lepas (PHL) sekitar 525 personel. Para PHL ini nantinya juga bertugas membersihkan sampah di saluran air dan saluran penghubung (PHB) yang tersebar di delapan wilayah kecamatan.

    "Banyaknya aliran sungai, saluran air dan saluran PHB tidak sebanding dengan petugas yang kami miliki "

    Kepala Satlak (UPK) Badan Air Jakarta Barat, Nuryadi menyebutkan, saat ini jumlah PHL di unitnya sebanyak 975 personel. Sedangkan jumlah idealnya untuk membersihkan kali, saluran air dan saluran PHB diperkirakan mencapai 1.500 personel.

    "Banyaknya aliran sungai, saluran air dan saluran PHB tidak sebanding dengan petugas yang kami miliki," kata Nuryadi, Selasa (28/4).

    Nuryadi mengungkapkan, selain kekurangan PHL, pihaknya juga minim armada truk untuk mengangkut sampah. Saat ini pihaknya baru memiliki lima armada.     

    “Kami sudah usulkan penambahan truk dalam APBD tahun ini. Mudah-mudahan bisa terealisasi," jelas Nuryadi.

  • Klipping Media : Pengangkutan Sampah di Kali Betik
  • Kepada Yth. Pemprov DKI Jakarta.

    Kami warga Rw. 08 Rawa Badak Utara, Koja. meminta agar sampah pasca banjir di Kali Betik agar segera diangkut. Karena kami khawatir akan menimbulkan banjir di saat hujan  dan wabah penyakit DBD. Mohon Dinas terkait untuk menindak lanjutinya. Terima kasih.

  • BeritaOnline(2804): Warga Keluhkan Tumpukan Sampah di Jl Serdang III
  • Warga mengeluhkan tumpukan sampah yang ada di Jalan Serdang III tepatnya di depan Pasar Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Tumpukan sampah itu terjadi lantaran sudah dua hari tidak diangkut.

    " Sampahnya sudah dua hari tidak diangkut, makanya sampai menumpuk di jalan"

    Tumpukan sampah yang mencapai dua meter tersebut tak ayal membuat aktivitas lalu lintas di Jalan Serdang III menjadi terganggu. Pasalnya sampah yang menumpuk hampir memakan satu lajur jalan. Kendaraan yang melintas pun harus bergantian melewatinya.

    "Sampahnya sudah dua hari tidak diangkut, makanya sampai menumpuk di jalan. Posisinya yang berada di depan pintu masuk membuat pembeli enggan lewat sini," ujar Yono (45), salah seorang pedagang buah di Pasar Serdang, Senin(27/4).

    Hal senada diungkapkan Sakinah (48), salah seorang pembeli. Ia menyayangkan keterlambatan pengangkutan yang membuat sampah menumpuh di jalan.

    "Harusnya disini disediakan kontainer sampah. Ini dibiarin saja di jalan dan sangat mengganggu," keluh Sakinah.

    Dihubungi terpisah, Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat, Marsigit mengaku belum menerima laporan terkait tumpukan sampah di lokasi tersebut. Untuk penindakan awal, menurutnya pihak Seksi Kebersihan Kecamatan Kemayoran dapat langsung melakukan pengangkutan.

    "Saya sudah minta Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Kemayoran untuk melakukan pengangkutan," jelas Marsigit.

  • (Berita Online-2704) Dua Hari Tak Diangkut, Sampah Pasar Inpres Serdang Meluap ke Jalan
  • JAKARTA, KOMPAS.com — Sampah setinggi 2 meter lebih menumpuk di depan pintu masuk Pasar Inpres Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/4/2015) siang. Sampah tersebut meluap hingga memakan setengah ruas Jalan Serdang III. 

    Sampah-sampah tersebut belum diangkut dari dua hari yang lalu. Tak ayal, sampah tersebut semakin menggunung dan menutupi salah satu jalan masuk Pasar Inpres Serdang dari sisi Jalan Serdang III. 

    Pedagang buah Pasar Inpres Serdang, Ono, mengatakan, keberadaan sampah yang menggunung dan tidak terangkut itu cukup mengganggu. Pasalnya, pembeli yang hendak membeli buah di tokonya jadi lebih berkurang.

    "Sangat mengganggu, ya, apalagi depan dagangan gini," kata Ono kepada Kompas.com, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin pagi. 

    Letak toko Ono persis berada di samping tempat penampungan sampah. Letaknya hanya dibatasi oleh jalan masuk pasar yang memiliki lebar 50 cm. 

    Sampah-sampah tersebut biasanya diangkut pagi hari, tetapi sejak pagi belum ada truk pengangkut yang mengangkut sampah. "Cepat-cepat diangkut supaya pembeli enggak risih datang ke toko saya," ucap Ono. 

    Sampah di sana juga bukan berasal dari pasar, melainkan dari warga sekitar. Padahal, letak tempat penampungan sampah warga dan pasar hanya berjarak 50 meter. Sebagian warga sekitar tak segan membuang sampah yang sudah tumpah hingga memakan satu lajur jalan. 

    Pengunjung Pasar Inpres Serdang, Sakinah, menyebut sampah-sampah ini kerap kali membuatnya mual, apalagi sampah yang semakin menggunung dan tumpah ruah ke jalan. 

    Sakinah pun memilih masuk lewat pintu masuk lain. Sebab, pintu masuk tersebut sudah disesaki sampah yang berserakan. "Masa saya masuk pasar disambut sama sampah begini," kata Sakinah.

  • Facebook: Banyaknya Tumpukan Sampah Sepanjang Jl.Jatinegara Barat
  •  
    Kepada Yth.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saya ingin melaporkan bahwa terdapat banyak tumpukan sampah bekas pedagang berjualan setiap pagi yang meluap ke bahu jalan di sepanjang Jalan Jatinegara Barat Kelurahan Balimester,Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Hal tersebut menyebabkan jalan menyempit dan pencemaran udara di area tersebut.Mohon segera ditindaklanjuti.Terima Kasih
  • Masalah Kebersihan di Jl. Bank III
  • Sesuai program Kelurahan Pela Mampang, hari ini Minggu tgl 26 April 2015 telah dilaksanakan kerja bakti untuk kebersihan lingkungan.
    Setiap keluarga tentu bertanggung jawab untuk membersihkan area di depan rumah masing-masing.

    Namun mohon informasi, tanggung jawab siapa untuk kebersihan jalan depan tanah kosong di  Jl. Bank III seperti foto dibawah ? Karena sampah / lumpur di jalanan tersebut akan terus tersebar jika terlindas kendaran.
    Terima kasih.

  • BeritaOnline(2304): LPS Ditutup, Warga Bingung Buang Sampah
  • Warga Kelurahan Tugu Utara, mengeluhkan penutupan Lokasi Pembuangan Sampah (LPS) di Kompleks UKA di RW 08, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Pasalnya, pasca dilakukan penutupan, warga tidak lagi memiliki tempat pembuangan sampah sebelum sampah diangkut ke TPST Bantar Gebang, Bekasi.

    "Warga bingung mau buang sampah di mana. Sebab, di Kecamatan Koja hanya ada 2 LPS, yakni Rawa Badak Utara dan UKA "

    Yayasan Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelindo II selaku pemilik  lahan menutup LPS tersebut sejak Rabu (15/4) lalu. Akibatnya, warga terpaksa membuang sampah ke LPS Rawa Badak Utara di RW 09, Kelurahan Rawa Badak Utara, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman mereka.

    Saefuddin, warga RW 08, Tugu Utara, mengatakan, selama ini LPS UKA menampung sebagian besar sampah yang dihasilkan warga Kelurahan Tugu Utara.

    "Warga bingung mau buang sampah di mana. Sebab, di Kecamatan Koja hanya ada 2 LPS, yakni Rawa Badak Utara dan UKA," ujarnya, Rabu (22/4).

    Menurut Saefuddin, dampak penutupan LPS tersebut sangat dirasakan warga. Tempat sampah di masing-masing rumah warga kerap penuh karena lambatnya pengangkutan oleh petugas kebersihan. Akibatnya, sampah di pemukiman warga berserakan sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

    Lurah Tugu Utara, Nandang Hidayat mengaku sudah menyurati Yayasan Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelindo II selaku pemilik lahan agar mengizinkan lahannya kembali dipergunakan sebagai LPS. Namun permintaan itu ditolak. "Saat ini, kita sedang berusaha mencari lahan yang bisa dipergunakan sebagai LPS," ujarnya.

  • (Berita online-23.04)Sampah Berserakan di Rusun Marunda, Walikota Mencak-mencak
  • CILINCING (Pos Kota) – Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, kondisinya sangat memprihatinkan. Disamping jorok, lokasi tersebut juga kotor dan sampah berserakan di mana-mana terutama di Cluster B.

    Atas kondisi ini Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi berang saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Marunda. Orang nomor satu di Jakarta Utara ini langsung memanggil pengelola kebersihan.

    “Ini kan Rusun ada pengelola atau tidak sih, kalau ada kenapa sampah sampai berserakan seperti ini. Saya lihat di parkiran, sudut-sudut rusun dan taman penuh dengan sampah. Ini harus secepatnya dibersihkan, saya tidak mau kedepan ada tumpukan lagi dan saya beberapa hari lagi akan balik mengeceknya,”kata Rustam, nada kesal sambil menunjuk beberapa  onggokan sampah.