Aspirasi dalam Kanal Media News Online

  • Maraknya Pengamen di Terminal Tanjung Priok Resahkan Warga
  • JAKARTA (Pos Kota) – Maraknya aksi pengamen di kawasan Terminal Tanjung Priok hingga Perempatan Mambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara meresahkan warga. Mereka kerap meminta dan memaksa warga memberikan uang. Jika tidak dikasih, tak segan-segan bertindak anarkis.

    Karena itu  para sopir mendesak aparat pemerintah baik Satpol-PP maupun polisi segera menggelar razia dan menindak tegas pelakunya, agar tercipta rasa aman dan nyaman bagi warga maupun calon penumpang yang ada di terminal tersebut.

    Permintaan ini disampaikan warga melalui SMS yang dikirin ke redaksi Pos Kota melalui aspirasi yang berisi. ‘Yth. Bapak Kapolsek Jakarta Utara, tolong tertibkan para pengamen dari terminal Tanjung Priok sampai dengan perempatan Mambo, karena bikin resah dan sudah memaksa cara mintanya. (08788563xxx)”.

    Menanggapi keluhan itu Wakil Walikota Jakarta Utara Yani Wahyu Purwoko akan segera  meminta Satpol-PP agar berkoordinasi dengan aparat kepolisian melakukan razia di lokasi tersebut. Tindakan ini memang perlu dilakukan mengingat akses jalan tersebut selalu ramai dilalui warga maupun, kendaraan baik truk kontainer dan pribadi.

    “Saya minta kepada Satpol PP agar secepatnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menggelar operasi disepanjang jalan tersebut. Sebab kondisi ini meresahkan warga, ” terang Yani Wahyu, Rabu (5/7/2017).

    Wakil Walikota mengatakan, pihaknya memang sering melakukan operasi Penyandang Masalah Kesenjangan Sosial (PMKS) disekitar lokasi. Dalam operasi itu bukan hanya disepanjang jalan tersebut yang menjadi sasaran operasi, namun, sejumlah lokasi terutama disepanjang jalan Yos Sudarso juga menjadi target razia.

    “Saya menghimbau kepada warga apabila mengetagui adanya PMKS yang berkeliaran agar supaya melaporkan,” pintanya (Wandi/tri)

     

  • Warga Keluhkan `Pak Ogah` di Putaran Jalan Daan Mogot
  • JAKARTA (Pos Kota) – Keberadaan anak jalanan yang menjadi tukang parkir atau pak ogah di putaran Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat (Jakbar) dikeluhkan warga. Karena membuat resah pengguna jalan, terutama pada malam hari.

    Keluhan tersebut disampaikan warga ke Redaksi Harian Pos Kota melalui SMS Aspirasi Warga Jakarta. Di mana isi pesannya “Kepada Satpol PP dan Dinas Sosial, untuk segera menertibkan anak-anak jalanan yang jadi tukang parkir di putaran Jl. Daan Mogot km 17, kalau malam membuat resah pengendara. Terima kasih. (081519293xxx).

    Kasatpol PP Jakbar, Tamo P Sijabat ketika dikonfirmasi menegaskan pihaknya segera melakukan operasi penertiban bersama dengan Sudin Sosial. “Secepatnya kami bersama Sudin Sosial melakukan penertiban,” tegasnya.

    Dikatakan, sebenarnya jajarannya bersama dengan Sudin Sosial sudah sering melakukan operasi terhadap keberadaan pak ogah atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di kawasan Jl Daan Mogot. Namun tetap saja, ada lagi yang kembali.

    “Kami minta agar masyarakat juga ikut berpartisipasi, dengan tidak memberikan uang kepada mereka. Sehingga mereka tidak kembali,” kata Tamo.

    Guna meminimalisir keberadaannya, jajarannya akan terus mengintensifkan pengawasan di titik-titik rawan PMKS dengan melakukan patroli. Apalagi di bulan puasa ini, agar masyarakat merasa aman dan nyaman serta dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan khusyuk.

  • Mikrolet Ngetem, Warga Ngeluh Bikin Macet
  • JAKARTA (Pos Kota) – Maraknya Mikrolet M30a Jurusan Tanjung Priok- Pulogadung yang ngetem Jalan Kepu, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dikeluhkan warga. Pasalnya, selain menimbulkan kemacetan di lokasi itu juga membuat semrawut akses jalan sebab sebagian jalan dimanfaatkan untuk parkir.

    Atas kondisi warga mendesak Sudin Perhubungan, Jakarta Utara mengambil tidakan tegas menertibkan angkot-angkot yang ngetep. Sebab hingga saat ini belum ada tindakan sehingga jumlah kendaraan kian banyak dan kemacetan semakin parah.

    Keluhan ini disampaikan warga yang dikirim ke redaksi melalui aspirasi dengan isi. “Mohon dibantu Dishub Jakarta Utara Mikrolet M30a jurusan Pulogadung – Tanjung Priuk, karena Mikrolet tersebut membuat terminal bayangan di pertigaan Jl. H. Oyar arah Japan Kepu, letaknya depan TK Arundina, kami selaku pengguna jalan merasa terganggu mengakibatkan kemacetan. Mohon ditindak dengan tegas. (08161349xxx)”.

    Menanggapi keluhan itu Walikota Jakarta Utara Wahyu Haryadi berjanji akan segera meminta kepada Sudin Perhubungan untuk mengambil tidakan tegas. Selain ini ia akan minta supaya menurunkan anggota untuk di tempatkan di lokasi dengan tujuan menghalau para penendara yang ngetem sembarangan.

    “Jika ini tidak segara diambil tindakan dikhawatirkan lokasi tersebut akan semakin numpuk kendaraan dan kemacetan kian parah. Makanya saya akan perintahkan kepada Sudin Perhubungan segera mengambil tindakan tegas,”jelas Wahyu Hartadi.

    Ditambahkan oleh Walikota, menang selama ini Sudin Perhubungan, sudah melakukan operasi di sekitar lokasi. Meski begitu mamang masih ada sejumlah kendaraan baik angkot maupun pribadi memanfaatkan akses jalan untuk memarkirkan kendaraannya.

    Maka dari itu dirinya juga berharap jika ini sudah dilakukan penindakan nanti mudah-mudahan kedepan tidak akan ada lagi kendaraan khususnya angkutan umum yang ngetem di lokasi.

    “Kami juga berharap kesadaran masyarakat untuk tidak memarkir kendaraannya. Sebab meski setiap hari kami melakukan penindakan mulai dari tilang hingga mengandangkan, mereka tetap tidak jera,”katanya.

    Ditambahkan oleh Walikota, memang selama ini paling tinggi jumlah pelanggaran parkir sembarangan di Wilayah Kelapa Gading. Pelanggaran ini rata-rata selain dilakukan sopir angkot juga kendaraan pribadi.

    (wandi/sir)

     

  • Alami Gizi Buruk, Anak Penggali Kubur 6 Tahun Terkapar
  • PULOGADUNG (Pos Kota) – Seorang remaja penderita gizi buruk terkapar. Setiap harinya, Rollin, 16, hanya terbaring di tempat tidurnya, disebuah rumah kontrakan kecil di belakang Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.

    Lebih enam tahun lalu, anak bungsu dari enam bersaudara pasangan Wastara, 63, dan Supriyatin, 60, terbaring di tempat tidur. Sang ayah yang bekerja sebagai tukang gali kubur tak bisa berbuat banyak. Terlebih, istrinya yang juga stroke, membuat ia harus mengurus keduanya.

    Karena tak ada biaya membuat Wastara tak bisa mengobati anak dan istrinya. Setiap harinya, selain menggali kubur, ia bersama anak ketiganya dia sibuk mengurus keduanya. “Saya nggak tahu anak saya sakit apa, tahu-tahu waktu itu nggak bisa jalan dan menjadi seperti ini,” katanya, Minggu (26/2).

    Menurutnya, kondisi anak keenamnya itu baru terlihat ketika Rollin masuk kelas 5 SD. Awalnya, si anak menderita demam dan kaki langsung lemas. “Padahal waktu kelas 4 sekolahnya masih jalan sendiri, main bola saja hampir setiap hari,” kenangnya.

    Setelah kakinya lemas, kaki Rollin tak bisa menapak lagi. Ada beberapa orang yang menyebut anaknya mengalami gizi buruk hingga lumpuh. Badan anak bungsunya itu terus menyusut dan dibarengi kondisi kakinya yang semakin mengecil. “Mau berobat pakai apa? Buat makan saja kurang,” tutur Wastara.

    Karena tak punya uang Wastara hanya bisa mengurus anaknya di rumah. “Kalau lagi ngeluh sakit dan punya uang ya beli obat. Kalau nggak kenapa-kenapa ya begitu saja di kamar,” tutur Wastara.

    Beberapa tahun lalu anaknya sempat mendapat perawatan di rumah sakit dari bantuan yayasan. Tapi karena dokter bilang anaknya tak bisa tertolong, ia pun memilih pulang. “Sekarang mah pasrah saja, tapi kami tetap berdoa agar dia sembuh,” harapnya.(Ifand/us)

  • Perlu Ada Bus Setara Damri Bandara Soekarno-Hatta di Terminal Pulogebang
  • KOMPAS.com

     - Para pengguna bus dari Bus Community mengusulkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan layanan bus dari dan menuju Terminal Pulogebang yang setara bus Damri Bandara Soekarno-Hatta.

     

    "Mungkin kita punya usulan kalau misalkan feeder atau bus yang menuju atau dari Terminal Pulogebang itu hampir disamakan dengan Damri Bandara, Pak," kata perwakilan Bus Community, Arief Setiawan.

    Ia menyampaikannya saat menghadiri acara diskusi bertema "Kesiapan dan Transmisi Terminal Pulo Gebang", di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2017).

    Menurut Arief, layanan bus setara Damri Bandara Soekarno-Hatta yang diusulkannya harus meliputi waktu operasional hingga jarak waktu kedatangan bus.

    "Baiknya waktunya 24 jam dan waktu tunggunya tiap 15 menit. Karena penumpang datangnya kan juga tidak bersamaan," ujar Arief. (Baca: Ahok Ingin Ada Bioskop di Terminal Pulogebang, Perwakilan Otobus Minta Panti Pijat)

    Saat ini, Transjakarta sebenarnya sudah membuka layanan bus yang rutenya melayani dari dan menuju Terminal Pulogebang. Namun, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai layanan bus Transjakarta yang melayani Terminal Pulogadung berbeda dengan layanan Damri Bandara Soekarno-Hatta.

    Sebab, kata dia, jenis bus Transjakarta tidak memungkinan bagi penumpang untuk membawa barang dalam jumlah banyak. Kondisi itulah yang dianggapnya tidak cocok bagi penumpang bus AKAP yang kerap membawa barang dalam jumlah banyak.

    "Kalau dari kampung kan orang biasa bawa banyak barang. Sementara di Transjakarta tidak boleh bawa barang," kata Tulus. (Baca: Transjakarta Siap Beroperasi Penuh di Terminal Pulogebang)

  • Malam Ini Kampung Deret Jakut Terancam Gelap Gulita
  • JAKARTA (Pos Kota)  – Warga Kampung Derat di Jalan Tipar Selatan XII, RT 10/05, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakut, terancam malam ini gelap gulita. Pasalnya di wilayah tersebut sedikitnya ada enam tianglistrik milik Penerangan Jalan Umum (PJU) yang ambruk akibat tergerus banjir.

    Ketua RT 10/05, Semper Barat, Senjak Mujia mengakui di wilayahnya ada enam lebih tiang listrik milik PJU ambruk. Menurutnya, tiang-tiang ini posisinya memang berada didekat kali sehingga pada saat arus sungai deras tiang tiang itu terbawa.

    “Bukan hanya itu ada sejumlah tiang listrik lainnya yang juga posisinya miring dan sangat rawan roboh. Bahkan saya juga memastikan nanti malam kawasan Kampung Deret ini akan gelap gulita,” kata Senjak, Selasa (21/2).

    Diakui oleh Ketua RT kondisi ini berbahaya maupun warga. Mengingat kawasannya hingga saat ini genangan air masih cukup tinggi sehingga apabila ada  aliran listrik dipastikan akan membahayakan warga.

    Maka dari itu dirinya sangat berharap sebelum ada korban jiwa pihak Sudin Energi dan Perindustrian untuk segera memperbaikinya. Sebab sebagian tiang yang ambruk ini kabelnya nyaris nyentuh ke air. “Kami mohon secepetnya pemerintah memperbaikinya, sebab saat ini kami memastikan hujan akan turun lagi,” ungkap Senjak.

    Diakui oleh Ketua RT memang hujan yang terjadi sejak malam hingga pagi hari mengakibatkan warga Sempet Barat lumpuh. Kali Cakung Lama yang di programkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi hingga saat ini belum terealisasi.

    “Dulu pada saat pak Jokowi mau nyapres juga sempet kesini melihat kali Cakung Lama dan katanya mau di lakukan normalisasi. Tapi setelah duduk jadi Presiden lupa, bahkan saat ini hujan sebentar saja kawasan kami selalu banjir,” jelasnya. (Wandi/win)

     

  • Ada Perbaikan Jalur Busway, Jalan Perintis Kemerdekaan Macet
  • JAKARTA (Pos Kota)- Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta beberapa hari terakhir macet total terutama pada saat jam sibuk pagi seperti, Selasa (14/2/2017) ini.

    Kemacetan panjang terjadi dari arah Cemapaka Putih menuju Bekasi mulai dari perempatan KelapaGading hingga Terminal Pulogadung.

    Macet tampak di jalur lambat maupun cepat. Hal ini akibatkan adanya perbaikan jalur busway yang dilakukan Sudin Bina Marga, namun tidak memberikan antisipasi pengalihan arus lalu lintas sama sekali.

    Jalur dari arah Cempaka Putih ditumpuk menjadi satu lajur termasuk Bus Transjakarta. Kemacetan ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Kendaraan yangg lewat terutama truk harus memperlambat lajunya di jalan yang menyempit.

    Kemacetan semakin menjadi-jadi karena beton separator busway di putaran depan RS. Mediros tidak dibuka untuk sementara sehingga semua kendaraan harus memutar di depan Jl. BCS (vespa). Hal ini sudah dikeluhkan banyak warga namun sampai saat ini tidak ada respons.

    Lurah Kepala Gading Timur, Tulus Harjo mengakui sudah menerima keluhan dari warga.  Lurah  juga mengaku kemacetan itu sudah dibahas di musrenbang yang dihadiri Dishub.Untuk itu Tulus Harjo berjanji akan berkirim surat kepada SKPD yang bersangkuta. (a)

     

  • Pemerintah Diminta Selesaikan Kekurangan E-KTP Sebelum Pilkada
  • JAKARTA

    , KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy meminta pemerintah menyelesaikan perekaman data KTP elektronik atau e-KTP  yang akan digunakan untuk mencoblos pada Pilkada serentak, 15 Februari mendatang.

     

    Sebab, hingga saat ini masih banyak penduduk yang belum mendapatkan e-KTP sebagai persyaratan pencoblosan.

    "Kalau soal adanya 71.000 penduduk yang belum mendapatkan e-KTP dan di Aceh yang juga masih banyak belum mendapatkan e-KTP, itu sepenuhnya tanggung jawab pemerintah," kata Lukman saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

    Ia mengatakan, syarat pencoblosan yang mengharuskan adanya e-KTP atau surat keterangan dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada dan juga Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).

    Jika aturan itu tidak dilaksanakan maka Pilkada rawan dipenuhi kecurangan dengan munculnya daftar pemilih tetap (DPT) ganda.

    Sebab, dokumen kependudukan selain e-KTP dan surat keterangan berhologram bisa dipalsukan untuk kemudian digandakan.

    Lukman juga mengatakan, tidak terdaftarnya pemilih merupakan permasalahan yang lebih ringan bobotnya ketimbang munculnya DPT ganda. Karena hal itu sangat mungkin dimanfaatkan oleh petahana untuk berbuat curang.

    "Makanya dalam dua minggu ini pemerintah harus membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan ini," ujar politisi PKB itu.

  • Warga : Bu Mensos Mana Program Pengganti Raskin
  • JAKARTA (Pos Kota) – Lambannya realisasi Keputusan Menteri Sosial (Mensos) No 2/HUK/2017 tentang penetapan lokasi dan jumlah keluarga penerima manfaat bantuan pangan non-tunai di 45 kota dan 3 kabupaten pada 2017, menyebabkan puluhan ribu Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Jakarta Selatan gigit jari karena selama Januari tak lagi mendapatkan beras miskin (Raskin). Padahal Gakin makin ngos-ngosan untuk bisa makan dan membeli kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako).

    “Pemerintah tolong bantu kami, katanya raskin sudah diganti program baru. Tapi mana program baru itu? Selama sebulan ini kami tak bisa beli Raskin, terpaksa beli beras sendiri,” keluh Minarni,56, warga RT 08/01 Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Rabu (1/2).

    Sebelumnya ibu tiga anak yang tinggal bersama ibu yang sudah sepuh, setiap bulan mendapat jatah Raskin 15 kilogram @ Rp1.600 dengan total Rp24.000. Meski berkualitas sedang, namun ia bersyukur karena dapat membantu dapurnya tetap ngebul. Setiap bulan sedikitnya ia membutuhkan 25 kg beras.

    Kini setelah Januari tak lagi bisa membeli raskin, sementara program baru dari Kemensos belum terealisir, Minarni kelimpungan. Ia harus merogoh kocek yang lebih dalam agar ketiga anak, ibu dan dirinya bisa tetap makan. Tak urung ia membeli beras di warung yang termurah seharga Rp9 ribu/Kg.

    Keluhan serupa dilontarkan Maryanti, warga miskin di Kelurahan Pasar Manggis, Setiabudi. Ibu empat anak yang sehari-harinya berjualan aneka gorengan untuk pekerja bangunan di proyek, mendesak pemerintah supaya gerak cepat menggelontorkan e-voucher sebagai pengganti Raskin.

    “Seharusnya sebelum program baru berjalan, untuk sementara kami masih bisa beli Raskin. Bukan seperti ini, kami jadi makin menderita,” ungkapnya.

    Kepala Suku Dinas Sosial Jaksel, Mursidin Nasir memaklumi keresahan para RTS terkait perubahan program tersebut.

    “Keputusan Menteri Sosial (Mensos) No 2/HUK/2017 tentang penetapan lokasi dan jumlah keluarga penerima manfaat bantuan pangan non-tunai di 45 kota dan 3 kabupaten pada 2017 baru ditetapkan pada 17 Januari lalu. Semoga saja bulan ini bantuan pangan non tunai bisa segera terwujud,” katanya saat dihubungi, Rabu (1/2).

    Di Jaksel tercatat 39.776 RTS yang tersebar di 10 kecamatan. Paling banyak bermukim di Pasar Minggu (5702 RTS), 5668 RTS di Tebet, 5651 RTS di Kebayoran Lama, dan 5228 RTS di Jagakarsa.

    Seperti diketahui Kemensos menyasar masyarakat prasejahtera melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Dalam komponen bantuan yang diberikan meliputi bantuan tetap Rp500 ribu/tahun yang diberikan per triwulan. Juga ada bantuan ibu hamil/menyusui Rp1,2 juta/tahun, bantuan anak di bawah 6 tahun Rp1,2 juta/tahun, penyandang disabilitas berat Rp3,1 juta hingga lansia 70 tahun ke atas Rp1,9juta/tahun.

    Mursidin menambahkan setiap RTS akan mendapatkan e-voucher untuk digunakan belanja mulai beras hingga kebutuhan pokok lainnya di sejumlah warung tertentu. “Keluarga pra sejahtera cukup menggesek kartu ATM-nya setiap belanja di tempat yang sudah ditentukan pemerintah pusat, jadi praktis,” pungkasnya. (Rachmi)

     

  • Beberapa Sekolah di Jakarta Utara Tidak Layak
  • JAKARTA (Pos Kota) – DPRD DKI menilai beberapa gedung sekolah di wilayah Jakarta Utara tidak layak untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sehingga rehab total harus segera dilakukan.

    Penilaian tersebut didasari dari hasil peninjauan anggota Komisi E DPRD DKI ke beberapa sekolah yang tersebar di enam kecamatan se Jakarta Utara selama dua hari sejak Rabu (18/1) hingga Kamis (19/1).

    “Ada sejumlah sekolah yang dikunjungi di Jakarta Utara memang telah masuk APBD DKI 2017 untuk direhabilitasi berat,” kata Ramli, Kamis (19/1).

    Kendati demikian Ramli mengatakan ada beberapa kendala bila nantinya proyek rehab tetap dilaksanakan. Kendala tersebut yakni kondisi sekolah yang ada saat ini.

    Misalnya, tinggi gedung sekolah SDN Tugu Utara yang tersisa saat ini sekitar 2,5 meter. Lalu, saat hujan lebat mengguyur langsung masuk ke ruang kelas. “Bila mau ditinggikan bagaimana mungkin dengan sisa tinggi tersebut,” tukasnya.

    Adapun beberapa sekolah yang dikunjungi Komisi E DPRD, pada Kamis (19/1) yakni sejumlah sekolah di antaranya SDN 01, 03 dan 04 Marunda, SDN 01,02 dan 03 Sukapura, SDN 09 dan 10 Tugu Utara, SDN 01 Semper Barat dan SDN Pengangsaan Dua 06, 08 dan 09.(guruh)