Aspirasi dalam Kanal Media News Online

  • (Berita online-27.05)JPO di Jalan Raya Bekasi Setahun Rusak
  • CAKUNG (Pos Kota) – Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) di Jalan Bekasi Raya, Cakung, Jakarta Timur, dikeluhkan warga. Kondisinya yang sudah reot membuat warga tak bisa menggunakannya karena khawatir roboh.

    Radit, 37,  mengatakan, rusaknya jembatan itu sudah terjadi sejak satu tahun lalu. Lantainya yang sudah bolong dan tangga yang sudah diberi penyangga membuat warga tak berani melintasinya. “Kalau mau diperbaiki, segera diperbaiki. Kalau memang mau dibongkar ya cepat-cepat,” katanya, Senin (25/5).

    Dikatakan Radit, akibat rusaknya JPO warga akhirnya memiliih menyeberang melalui jalan raya. Padahal, lalulintas di dua arah selalu padat. “Kalau lewat jalanan kan ngeri karena rata-rata kendaraan di sini sangat kencang,” ungkapnya.

    Terkait hal tersebut, Lurah Cakung Timur, Tri Rohmiyatun mengaku, pihaknya  berharap unit terkait segera memperbaiki JPO tersebut. Sebab warganya sangat membutuhkan JPO, demi keselematan. “Kami juga akan bersurat ke Sudin Perhubungan Jakarta Timur maupun Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI agar JPO tersebut segera diperbaiki,” ujarnya.

  • (Berita online-25.05)Urus KTP dan Akte Lahir di Rusun Jatinegara Kaum Disambut Warga
  • PULOGADUNG (Pos Kota) – Pelayanan jemput bola untuk mengurus KTP dan Akte Lahir, diberikan Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (dukcapil) Jakarta Timur, bagi 47 warga yang tinggal di Rumah Susun (rusun) Jatinegara Kaum, Pulogadung, Sabtu (23/5).

    Kasudin Dukcapil Jakarta Timur, Ahmad Fauzi mengatakan, layanan jemput bola yang dilakukan pihaknya rutin digelas setiap Sabtu dan Minggu  di rusun yang ada di Jakarta Timur. “Rusun menjadi sasaran utama karena saat ini ditengarai masih banyak penghuninya yang memiliki KTP tidak sesuai dengan domisili,” katanya, Sabtu (23/5).

    Menurutnya, dalam pelayanan tersebut, tidak ada pungutan . “Warga menilai mereka tak perlu repot-repot lagi datang ke kelurahan maupun kantor dukcapil untuk mengurus surat-suratnya,”

  • (Berita online-21.05)TPS Kelapa Dua Ditutup, Warga Bingung Buang Sampah
  • CIRACAS (Pos Kota) – Rencana penutupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, oleh pihak PT Jasa Marga dikeluhkan warga. Mereka khawatir sampah rumah tangga  akan menumpuk di rumah.

    Fernando, 36 warga  Kelurahan Kelapa Dua Wetan, menyayangkan langkah yang diambil PT Jasa Marga. Pasalnya TPS tersebut merupakan satu-satunya tempat pembuangan sampah untuk wilayah Ciracas. “Memang ini tanah jasa marga, tapi kami berharap mereka juga mau perduli terhadap warga,” katanya, Rabu (20/5).

    Anto, 30,  petugas angkut sampah di pemukiman  RW 04, juga kebingungan terkait penutupan TPS berukuran 22×14 meter persegi itu. Karena hingga saat ini, dirinya belum mengetahui lokasi tempat pengganti TPS. “Kalau memang jadi ditutup, kita buang sampah di mana lagi,” ucapnya.

  • BeritaOnline(2105): DKI Minta TPS Kelapadua Wetan Tak Ditutup
  • Lantaran dinilai mengganggu kontruksi Jalan Tol Jagorawi, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) Kelapadua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, terancam ditutup PT Jasa Marga.

    " Saya sudah bersurat ke Dinas Kebersihan DKI agar dinas juga bersurat ke Jasa Marga, meminta jangan ada penutupan TPS"

    Kepala Humas PT Jasa Marga, wasta Gunadi mengatakan, lahan yang digunakan untuk TPS tersebut milik Kementerian PU yang dikelola PT Jasa Marga.

    "Jadi karena dianggap mengganggu maka lahan itu kita tertibkan. Tidak boleh lagi ada aktivitas di TPS itu karena harus ditutup," ujar Wasta Rabu (20/5).

    Camat Ciracas, Rommy Sidharta mengatakan, batas waktu pembuangan sampah di lokasi tersebut hanya diberikan hingga akhir bulan Mei.  

    "Kita akan siapkan truk sampah di setiap kelurahan. Prinsipnya jangan sampai sampah turun ke tanah. Sehingga nantinya dari mobil sampah langsung dipindah ke mobil lainnya," ujar Rommy Sidharta.

    Sementara, Walikota Administrasi Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana berharap agar TPS tidak ditutup.

    "Mudah-mudahan tidak ditutup karena warga akan kesulitan membuang sampah. Saya sudah bersurat ke Dinas Kebersihan DKI agar dinas juga bersurat ke Jasa Marga, meminta jangan ada penutupan TPS," kata Bambang.

  • (Berita online-20.05)Tumpukan Sampah di Pasar Gotong Royong Dua Bulan Tidak Diangkat
  • SAWAH BESAR (Pos Kota) – Tumpukan sampah di Pasar Gotong-Royong, di Jalan Pejagalan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, sejak dua bulan tak diangkat dan menyebarkan bau busuk . Akibat, banyak warga dan pegawai kantor yang ada di sekitar pasar merasa terganggu.

    Andri, 45, warga, mengaku bau busuk akibat tumpukan sampah sudah sangat mengganggu terlebih untuk kesehatan. “Apalagi kalau ada angin, bau busuknya semakin kemana-mana dan menyengat bikin mual perut saja,” ungkapnya saat berbincang dengan Pos Kota.

    Tak hanya warga dan pegawai kantor di sekitar pasar, sejumlah pedagang ikut mengeluhkan tumpukan sampah yang tidak pernah diangkut itu. “Padahal kami sudah bayar iuran untuk kebersihan dan ini juga sudah kita minta ke pengelola agar sampah diangkut, tapi tidak didengar,” ucap Tebe, 45, satu pedagang.

  • BeritaOnline(1905): Tanah Merah Berceceran di Jl Kebon Sirih
  • Pengendara yang melintas di Jl Kebon Sirih harus berhati-hati. Pasalnya, banyak tanah merah berceceran di jalan tersebut. Diduga, tanah tersebut berasal dari truk pembawa tanah yang tercecer saat melintas.

    "Saya akan cek apakah di kawasan tersebut apakah ada pembangunan atau tidak, jika ada saya akan surati dan peringatkan kontraktor agar jangan berceceran "

    Pantauan di lapangan, tanah merah tersebut berserakan mulai dari lampu merah Jalan H Agus Salim atau Jalan Sabang hingga di depan gedung DPRD DKI Jakarta. Akibatnya, banyak pengedara yang memperlambat laju kendaraannya.

    "Seharusnya ini segera dibersihkan, takutnya turun hujan, maka jalan menjadi licin dan itu sangat membahayakan pengendara motor," keluh Taufik salah satu pengendara, Selasa (19/5).

    Kasie Pemeliharaan Jalan Sudin Bina Marga Jakarta Pusat, Ifanudin mengatakan, pihaknya tidak mengetahui jika ada tanah yang berserakan di sepanjang jalan tersebut. Pihaknya akan memberikan peringatan kepada kontraktor.

    "Saya akan cek apakah di kawasan tersebut apakah ada pembangunan atau tidak, jika ada saya akan surati dan peringatkan kontraktor agar jangan berceceran, sedangkan untuk membersihkan itu merupakan tugas dari Sudin Kebersihan," pungkasnya.

  • (Berita Online-1805) Pembuangan Sampah di 14 LPS Dijadwal Ulang
  • Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara terus berupaya mengatasi persoalan sampah. Salah satunya dengan menerapkan aturan penjadwalan ulang pembuangan dan pengangkutan sampah di 14 Lokasi Pembuangan Sampah (LPS). 

    "Kita akan terus mengupayakan Jakarta Utara mampu mengatasi persoalan sampah. Upaya kita diantaranya dengan menerapkan penjadwalan buang dan angkut sampah malam hari di 14 LPS "

     

     

     

     

     

    "Kita akan terus mengupayakan Jakarta Utara mampu mengatasi persoalan sampah. Upaya kita diantaranya dengan menerapkan penjadwalan buang dan angkut sampah malam hari di 14 LPS," kata Bondan Diah Ekowati, Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara, Minggu (17/5).

     

     

     

     

    Bondan menuturkan, ke-14 LPS tersebut diantaranya berlokasi di Rawa Badak Utara, Tugu Utara, Indoor Cilincing, Green Garden, Kencana, Papanggo Gang 21 dan Muara Baru. Menurutnya, untuk mewujudkan target tersebut, pihaknya bergantung peran serta perangkat pemerintahan dan masyarakat di wilayah masing-masing.

     

     

     

     

    "Kita juga menggiatkan pemilahan sampah di perumahan, sekolah, perkantoran dan sarana publik. Tentunya, keberhasilan penanganan sampah tidak akan tercapai tanpa peran serta masyarakat dan stakeholder terkait," jelas Bondan.

     

     

     

     

    Dikatakan Bondan, penerapan aturan jam membuang sampah di LPS dinilai sangat efektif. Hal itu terlihat di LPS Jalan Bugis, Kelurahan Bawang, Tanjung Priok. LPS ini sebelumnya menampung sekitar 250 ton sampah per harinya. Sampah tersebut berasal dari Kelurahan Kebon Bawang, Sungai Bambu dan Kelurahan Tanjung Priok.

     

     

     

     

    Tumpukan sampah itu kerap dikeluhkan warga karena berceceran hingga ke badan jalan. Belum lagi aroma busuk serta potensi penyakit yang ditimbulkan dari menumpuknya sampah.

     

     

     

     

    "Untuk mengatasinya, satu bulan lalu kami lakukan penjadwalan ulang pembuangan sampah. Masyarakat hanya dibolehkan membuang sampah pukul 16.00-22.00. Hasilnya, semua keluhan warga selama ini dapat diminimalisir," ujar Bondan.

     

     

     

     

    Bondan menambahkan, keberhasilan penerapan penjadwalan buang dan pengangkutan sampah pada malam hari di Jalan Bugis merupakan contoh yang akan diterapkan ke seluruh LPS di wilayahnya yang berjumlah 95 LPS. 

  • (Berita online-12.05)Kontainer Parkir Sembarangan Diprotes Warga
  • CILINCING (Pos Kota)- Parkir liar truk kontainer di Jalan Raya Cakung-Cilincing (Cacing), Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga dan pengguna jalan. Pasalnya selain membikin arus lalulintas semrawut banyaknya truk-truk besar berderat menggunakan bahu jalan, kondisi ini juga rawan kemacetan bahkan kecelakaan.

    Ini dikerenakan truk kontainer pengangkut sepeda motor ini memakai satu badan jalan sehingga akses jalan menjadi sempit. Atas kondisi ini warga meminta kepada petugas yang berwenang secepatnya melakukan penertiban.

    “Gara-gara truk trailer itu parkir sembarangan kerap kali bikin penyebab terjadi macet, apalagi di malam hari sering menjadi penyebab kecelakaan. Habisnya satu jalur habis dimanfaatkan oleh mereka untuk parkir,” kata Usman 35, Warga RW 4 Semper Barat.

  • (Berita Online-0405) Juru Parkir Klaim Banyak Pengendara Enggan Bayar di Mesin Parkir
  • JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan parkir meter di sepanjang Jalan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara, seperti tak dianggap oleh beberapa pengendara. Menurut juru parkir yang berjaga, pemilik kendaraan yang memarkirkan kendaraannya enggan membayar iuran parkir meter.

    Pantauan Warta Kota, Kamis (30/4/2015), puluhan mobil tampak berjajar rapi terparkir di Jalan Boulevard Raya. Beberapa pengendara yang baru memarkirkan kendaraannya, baik motor atau mobil, terlihat ada yang menghampiri mesin parkir untuk membayar parkir. Namun, ada juga yang dengan cueknya melenggang langsung masuk ke dalam ruko. Mereka memilih langsung membayar ke juru parkir.

    Kepada juru parkir, mereka yang tidak membayar di mesin parkir, hanya membayar sebagian. Tarif mobil di mesin parkir Rp 5.000 sejam. Namun, mereka hanya membayar Rp 2.000 kepada juru parkir. Malah, ada pengendara yang hanya parkir selama 5 menit, langsung pergi begitu saja.

    "Saya jujur mengeluh sama kurang sadarnya masyarakat yanbg merupakan pengguna parkir di sini. Mereka datang parkir, ya saya akui, cuma lima atau 10 menit saja mereka parkir. Tapi kan tetap saja dihitung. Mobil Rp 5.000 per jam dan motor Rp 2.000 per jam. Ikutin dong peraturan, kan sudah ada parkir meter," ucap Heru (50), juru parkir meter ditemui di lokasi.

    Heru juga mengaku sering dibentak pengemudi jika dia mengingatkan seorang pengemudi mobil untuk bayar uang parkir meter.

    "Saya ngalah aja, diem aja saya. Saya pernah dilempar uang Rp 2.000 ke muka saya sama pengguna parkir. Padahal saya cuma arahkan si pengguna parkir itu untuk membayar di mesin parkir, kalau enggak ya bayar Rp 5.000 tunai. Enggak apa-apa manual. Kan saya megang kartu juga, diisiin saldo masing-masing tukang parkir Rp 500.000," ucapnya.

    Zaenal, juru parkir juga, mengatakan hal yang sama dengan Heru. Dia mengaku bukan hanya dibentak, tapi sempat juga nyaris adu jotos dengan pengguna parkir.

    "Saya mau dijotos sama pengguna parkir. Padahal, saya mau ngarahin ke mesin agar bayar parkir. Mau parkir lima menir atau semenit, kan sidah dihitung. Masalahnya, kami selaku juru parkir sering ditanya bos, kenapa setorannya sedikit sekali. Kadang Rp 100.000, kadang Rp 110.000," ujarnya.

  • BeritaOnline(0405): Penumpang Tidak Nyaman Menunggu Bus di Terminal Lintasan Lebak Bulus
  • TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para penumpang Terminal Lintasan Lebak Bulus merasa tidak nyaman menunggu bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di tempat itu.

    Selain lahan yang sempit, kondisi yang kotor membuat para penumpang tidak betah disana.

    ‎Untuk tempat tunggu bagi penumpang hanya terdapat beberapa kursi yang diatapi oleh sebuah asbes besar berwarna biru.

    Ruang tunggu yang panas itu sangat berdekatan dengan lapak penjualan tiket PO bus.

    Hal ini dikeluhkan Joko (47) yang sedang menunggu bus ke Pacitan, Jawa Timur. Menurutnya, tempat tunggunya sangat berbeda saat ada Terminal Lebak Bulus.

    "Baru tahun ini bentuknya seperti ini. Tempat yang sempit membuat tidak nyaman," kata pria yang tinggal di wilayah Kebayoran Lama itu kepada Warta Kota, Minggu (3/5/2015).

    Menurutnya Lebak Bulus sangat mudah aksesnya. Sehingga, dia lebih memilih pergi pulang kampung dari tempa‎t itu dibandingkan di Terminal lainnya.
    "Kalau disini aksesnya mudah, jadi gampang berangkatnya dari rumah saya," tuturnya.