Aspirasi dalam Kanal Media News Online

  • BeritaOnline(2404): Jalan Raya Plumpang Tergenang, Lalu Lintas Macet
  •  Foto : Budhi Firmansyah Surapati / Beritajakarta.com)

    Jalan Raya Plumpang Semper, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, tepatnya di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Koja tergenang dengan ketinggian 100 sentimeter.

    "Secepatnya kita tindaklanjuti. Saya akan minta agar pemborong memperbaiki saluran dan tidak membuang air ke jalan "

    Genangan tersebut terjadi akibat luapan dari saluran air di sekitar jalan yang mengalami kerusakan karena proyek pengerjaan pipa gas salah satu perusahaan BUMN. Tak ayal, selama dua bulan terakhir kemacetan kerap terjadi pada jam-jam sibuk hingga sepanjang 1 kilometer.

    Salah seorang warga RT 05/04, Tugu Selatan, Suwarno (38), berharap kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut memperhatikan dampak yang ditimbulkan. "Kondisi ini hampir terjadi tiap hari. Saya berharap pemerintah dapat bertindak tegas pada kontraktor agar memperhatikan dampak pengerjaan," harapnya, Kamis (23/4).

    Menanggapi hal itu, Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi berjanji segera menindak lanjuti. Ia berencana menegur pihak pemborong pembangunan pipa gas milik salah satu BUMN itu agar merapikan pekerjaannya. “Ini sudah tidak benar. Saya akan menegur pemborongnya,” tegas Rustam.

    Diakui Rustam Effendi, genangan air yang terjadi di Jalan Raya Plumpang Semper ini sudah beberapa kali diadukan dan sangat mengganggu warga. "Secepatnya kita tindaklanjuti. Saya akan minta agar pemborong memperbaiki saluran dan tidak membuang air ke jalan," janjinya.

  • BeritaOnline(2304): LPS Ditutup, Warga Bingung Buang Sampah
  • Warga Kelurahan Tugu Utara, mengeluhkan penutupan Lokasi Pembuangan Sampah (LPS) di Kompleks UKA di RW 08, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Pasalnya, pasca dilakukan penutupan, warga tidak lagi memiliki tempat pembuangan sampah sebelum sampah diangkut ke TPST Bantar Gebang, Bekasi.

    "Warga bingung mau buang sampah di mana. Sebab, di Kecamatan Koja hanya ada 2 LPS, yakni Rawa Badak Utara dan UKA "

    Yayasan Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelindo II selaku pemilik  lahan menutup LPS tersebut sejak Rabu (15/4) lalu. Akibatnya, warga terpaksa membuang sampah ke LPS Rawa Badak Utara di RW 09, Kelurahan Rawa Badak Utara, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman mereka.

    Saefuddin, warga RW 08, Tugu Utara, mengatakan, selama ini LPS UKA menampung sebagian besar sampah yang dihasilkan warga Kelurahan Tugu Utara.

    "Warga bingung mau buang sampah di mana. Sebab, di Kecamatan Koja hanya ada 2 LPS, yakni Rawa Badak Utara dan UKA," ujarnya, Rabu (22/4).

    Menurut Saefuddin, dampak penutupan LPS tersebut sangat dirasakan warga. Tempat sampah di masing-masing rumah warga kerap penuh karena lambatnya pengangkutan oleh petugas kebersihan. Akibatnya, sampah di pemukiman warga berserakan sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

    Lurah Tugu Utara, Nandang Hidayat mengaku sudah menyurati Yayasan Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelindo II selaku pemilik lahan agar mengizinkan lahannya kembali dipergunakan sebagai LPS. Namun permintaan itu ditolak. "Saat ini, kita sedang berusaha mencari lahan yang bisa dipergunakan sebagai LPS," ujarnya.

  • (Berita online-23.04)Saluran di Jalan Muhtar, Pesanggrahan Mampet
  • PESANGGRAHAN (Pos Kota) – Saluran sepanjang 100 meter di Jalan Muhtar, Kel. Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan sudah lama mampet. Akibatnya, jalanan di tempat itu sering tergenang hingga membuat kesal warga.

    Warga pun berharap Gubernur DKI Jakarta, Ahok dan Walikota Jakarta Selatan agar memperbaiki saluran tersebut agar lancar. “Jika saluran lancar, maka tidak ada lagi genangan di kawasan ini,” kata Asril Mulyana, warga, Rabu (22/8).

  • (Berita online-23.04)Sampah Berserakan di Rusun Marunda, Walikota Mencak-mencak
  • CILINCING (Pos Kota) – Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, kondisinya sangat memprihatinkan. Disamping jorok, lokasi tersebut juga kotor dan sampah berserakan di mana-mana terutama di Cluster B.

    Atas kondisi ini Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi berang saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Marunda. Orang nomor satu di Jakarta Utara ini langsung memanggil pengelola kebersihan.

    “Ini kan Rusun ada pengelola atau tidak sih, kalau ada kenapa sampah sampai berserakan seperti ini. Saya lihat di parkiran, sudut-sudut rusun dan taman penuh dengan sampah. Ini harus secepatnya dibersihkan, saya tidak mau kedepan ada tumpukan lagi dan saya beberapa hari lagi akan balik mengeceknya,”kata Rustam, nada kesal sambil menunjuk beberapa  onggokan sampah.

  • BeritaOnline(2204): Warga Keluhkan Pengalihan Arus Lalin di Jalan Otista 3
  • WARTA KOTA, JATINEGARA - Terhitung mulai hari ini, Selasa (21/4) arus lalu lintas di Jalan Otista 3, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur dialihkan.

    Pengalihan itu terkait pengerjaan proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).

    Menanggapi hal tersebut salah seorang warga sekitar, Suparman (66) merasa terganggu. Hanya saja ia tidak bisa berbuat banyak terkait pengerjaan yang dilakukan.

    "Terganggu sih sebenarnya tapi ya mau gimana lagi. Sekarang jadi ada banyak alat berat di sini," katanya, Selasa (21/4).

    Warga Jalan Kebon Nanas Utara itu menambahkan pengalihan kali ini adalah untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya sudah pernah dilakukan pengalihan dengan menggunakan rute yang sama.

    "Dulu juga pernah ada pengalihan. Lamanya sekitar empat bulan dan gunakan jalur yang sama seperti sekarang ini," ucapnya.

    Adapun arus kendaraan yang berasal dari timur atau tepatnya dari Jalan Otista Raya menuju Jalan Otista 3, dialihkan melalui Jalan Kebon Nanas Utara-Jalan Kebon Nanas Utara II-Jalan Kebon Nanas Utara III-Jalan Panti Asuhan hingga akhirnya kembali berada di Jalan Otista 3.

    Sementara itu arus kendaraan yang berasal dari arah barat tepatnya dari arah Jalan DI Panjaitan melalui Jalan Otista 3, dialihkan melalui Jalan Kebon Nanas Selatan I-Jalan Kebon Nanas Selatan hingga akhirnya kembali berada di Jalan Otista 3.

  • BeritaOnline(2104): Kopaja-Metromini Makin Bobrok Saja
  • WARTA KOTA, TANAH ABANG - Sudah lebih dari 25 tahun saya tinggal di Jakarta, dan selama itu pula saya menyaksikan kendaraan umum Metromini maupun Kopaja tak pernah diremajakan.

    Yang terjadi justru kian tahun kian bobrok saja kondisi kendaraan umum tersebut. Kaca jendela Metromini maupun Kopaja banyak yang sudah tak ada. Pintu-pintu karatan, dan bangku dari fiberglas sudah copot dari dudukannya.

    Bagaimana hal itu bisa terjadi?

    Metromini dan Kopaja tentulah dikelola secara bisnis, artinya kendaraan itu dijalankan berdasarkan prinsip rugi-laba. Jika melihat kondisi kendaraan yang kian memburuk, berarti bisa dikatakan bisnis itu merugi.

    Namun, jika merugi mengapa bisa bertahan begitu lama? Jika merugi, mengapa Metromini-Kopaja mau meneruskan bisnis itu? Apakah mereka memberi subsisi? Tentu saja tidak, karena mereka swasta.

    Jika mereka untung, lantas mengapa tak ada peremajaan kendaraan? Seharusnya berdasarkan hitungan bisnis, kendaraan punya umur pakai, atau umur ekonomis.

    Dengan hitungan umur tentu bisa dihitung waktu untuk melakukan pergantian, tapi mengapa hal itu tak dilakukan?

    Saya sebagai pengguna kendaraan umum itu tidak habis mengerti bagaimana hitungan bisnis Kopaja-Metromini.

    Yang pasti, sebagai pengguna saya merasa tiap hari makin bobrok saja Kopaja-Metromini.

    H Sodikun,
    Petamburan, Jakarta Pusat

  • BeritaOnline(2004): Sampah Berserakan di Kota Tua
  • Kepedulian pengunjung serta pedagang kaki lima (PKL) kawasan Kota Tua untuk membuang sampah pada tempatnya sepertinya masih rendah. Padahal di seputaran kawasan wisata sejarah yang berada di Taman Sari, Jakarta Barat itu banyak tersedia tempat sampah, termasuk belasan tong sampah animasi.

    " Tapi ini sudah hampir satu minggu tidak diangkut, jadinya sampah makin menumpuk"

    Pantauan beritajakarta.com, Jumat (17/4), sampah tampak berserakan dan menumpuk di sejumlah titik. Umumnya sampah yang dibuang berbahan plastik. Akibatnya kawasan Kota Tua terlihat kotor dan kumuh.

    Fajar (42), salah satu PKL kuliner berdalih, tumpukan sampah itu terjadi lantaran petugas kebersihan tidak rutin mengangkut sampah. Padahal sesuai jadwal, petugas kebersihan harus mengangkut sampah setiap pagi hari.

    "Tapi ini sudah hampir satu minggu tidak diangkut, jadinya sampah makin menumpuk," ujar Fajar.

    Camat Tamansari, Paris Limbong menuturkan, bahwa sesuai aturan petugas kebersihan diwajibkan meembersihkan dan mengangkut sampah di kawasan Kota Tua setiap hari.

    “Biasanya pengangkutan sampah dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan malam, sehingga kawasan tersebut tetap bersih," jelas Paris.

  • (Berita online-17.04)Pak Ogah Marak di Putaran Arah di Jakut.'2
  • TANJUNG PRIOK (Pos Kota) – Maraknya pak ogah disejumlah putaran di wilayah Jakarta Utara, dikeluhkan pengendara. Sebab selain menganggu aktivitas lalulintas banyaknya polisi cepek itu juga membuat lalulitas menjadi macet karena mereka lebih memilih pengendara yang memberi uang ketimbang memperlancar lalulintas.

    Bahkan para pengendara yang tidak memberikan uang kepada pak ogah, mereka tak segan-segan membaret cat mobil. Untuk itu warga berharap Pemkot Jakarta Utara baik Sudin Perhubungan dan Transportasi, Satpol PP maupun Sudin Sosial segera menertibkannya. Selain itu warga juga minta agar para petugas juga disebar untuk mengangatur lalulintas.

  • (Berita online-17.04)Pak Ogah Marak di Putaran Arah di Jakut
  • TANJUNG PRIOK (Pos Kota) – Maraknya pak ogah disejumlah putaran di wilayah Jakarta Utara, dikeluhkan pengendara. Sebab selain menganggu aktivitas lalulintas banyaknya polisi cepek itu juga membuat lalulitas menjadi macet karena mereka lebih memilih pengendara yang memberi uang ketimbang memperlancar lalulintas.

    Bahkan para pengendara yang tidak memberikan uang kepada pak ogah, mereka tak segan-segan membaret cat mobil. Untuk itu warga berharap Pemkot Jakarta Utara baik Sudin Perhubungan dan Transportasi, Satpol PP maupun Sudin Sosial segera menertibkannya. Selain itu warga juga minta agar para petugas juga disebar untuk mengangatur lalulintas.

  • BeritaOnline(1704): Waspada Lubang Besar di Jembatan Hari-hari
  • Pengendara bermotor diimbau untuk waspada saat melewati Jembatan Hari-hari di Jalan Kapuk Muara, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Pasalnya di lokasi ini terdapat lubang besar dengan diameter mencapai dua meter.

    "Jangan menunggu ada korban dulu baru diperbaiki, sebab jembatan tersebut hampir setiap hari ramai dilalui kendaraan "

    Instansi terkait diminta segera memperbaiki jalan tersebut. Sebab dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa, khususnya pengendara sepeda motor. 

    “Jangan menunggu ada korban dulu baru diperbaiki, sebab jembatan tersebut hampir setiap hari ramai dilalui kendaraan. Untuk itu kami berharap jembatan yang ambrol ini supaya secepatnya diperbaiki,” kata Syahroni (43), salah satu warga RT 09/04, Kelurahan Kapuk Muara, Kamis (16/4).

    Syahroni menyebutkan, kerusakan jalan tersebut sudah berlangsung sejak 1,5 bulan lalu. Diduga ambrolnya jalan lantaran kerap dilewati kendaraan berat.

    Menurut Syahroni, jembatan tersebut merupakan akses jalan antara Jalan Kapuk Muara dengan kawasan Komplek Duta Harapan Indah. Dalamnya lubang yang terjadi hingga mengelupaskan bagian aspal dan membuat besi-besi dasar jembatan terlihat.

    Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara, Warsito menuturkan, rusaknya jalan tersebut akibat setiap harinya dilalui kendaraan besar. Meski begitu ia berjanji secepatnya memperbaiki jalan tersebut.

    “Kami memaklumi kekhawatiran warga terkait dengan ambrolnya jembatan tersebut. Kami akan secepatnya melakukan usulan ke Dinas Bina Marga DKI, mudah-mudahan secepatnya diperbaiki,” jelas Warsito.