Aspirasi dalam Kanal Media News Online

  • BeritaOnline(1504): Kawasan Pasar Santa Macet Karena Parkir Liar
  • WARTA KOTA, KEBAYORANBARU -  Kondisi arus lalu lintas di ‎kawasan Pasar Santa, Jalan Cipaku Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,  Selasa (14/4) terpantau lancar pada pukul 17.00.
    Namun, karena banyak kendaraan roda empat memarkirkan kendaraan di depan Pasar Santa membuat satu lajur hilang.
    Sehingga, kemacetan kerap terjadi di kawasan itu.
    Salah seorang satpam yang bekerja di perusahaan depan Pasar Santa, Jarwani menuturkan bahwa kemacetan hanya terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Pasalnya, ada pasar komunitas yang digelar di Pasar Santa.
    "Sehari-hari sih ga macet. Cuman setiap malam minggu saja karena parkiran penuh di Pasar Santa," kata Jarwani di lokasi.
    Menurutnya di Jalan Cipaku 1 sudah ada rambu-rambu lalulintas perboden atau dilarang melintas. Sehingga, dari jalan Cipaku 1 dilarang melintas ke Jalan Cipaku Raya.
    "Rencananya besok ngga boleh lewat," ungkapnya.
    Tidak Berpengaruh
    Heru (30), salah seorang pengendara roda dua mengaku tidak berpengaruh dengan kemacetan di Pasar Santa. Karena roda dua biasanya dia selalu memotong jalur dengan melawan arah.
    "Ngga ngaruh lawan arus. Siapa juga yang mau marahin," ungkapnya.
    Kawasan Pasar Santa memang selalu dilintasi kendaraan. Walaupun kondisinya berada di tengah pusat jalan. Hal ini dikarenakan para pengendara ingin menghindari macet saat pembangunan jalan layang busway.
    "Jalan disini memang untuk pelarian dari segala arah. Selain itu kemacetan juga gara-gara potong arah," ucapnya.
     
    Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan berencana melakukan pengaturan arus lalu lintas satu arah di kawasan Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/4) besok.
    Sistem satu arah ini dilakukan karena kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut akibat pembangunan jalan layang busway Koridor 13 Ciledug-Tendean.
    Kepala Suku Dinas ‎dan Transportasi Jakarta Selatan, Priyanto menuturkan bahwa uji coba sistem SSTA di kawasan Pasar Santa akan dilakukan selama satu minggu. Setelah berhasil, maka sistem SSTA itu akan diberlakukan secara terus menerus.
    "Kami melakukan pengaturan arus lalu lintas dengan sistem satu arah ini karena permintaan dari warga karena kawasan itu kerap macet saat pembangunan jalan layang busway," kata Priyanto saat dihubungi Warta Kota di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/4).
    Menurutnya sistem satu arah di kawasan Pasar Santa akan dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Untuk pagi diberlakukan pada pukul 07.00 sampai 10.00. Sementara untuk sore hari dari pukul 16.00 sampai 19.00.
    "Pengaturan lalu lintas ini juga suatu cara mengatasi kendaraan yang bandel dan memotong jalur saat kondisi arus lalu lintas sedang macet," tuturnya.
    Sistem SSTA di kawasan Pasar Santa diberlakukan dari ‎Jalan Cipaku 1 menuju Jalan Cipaku Raya. Kemudian mengarah ke Cisanggiri 1 lalu Cisanggiri 2.  
    Beberapa personel dari Sudinhubtrans Jakarta Selatan akan dikerahkan saat pengaturan arus lalu lintas satu arah itu.

    "Ada 20 personel disiagakan dalam pelaksanaan sistem SSTA di kawasan Pasar Santa. Untuk shift pagi 10 orang dan shift sore 10 orang. Kami juga akan menambah personel melihat situasi di lapangan," ucapnya

  • BeritaOnline(1304): Pedestrian Ambrol di Jl Tomang Belum Diperbaiki
  • Pedestrian di Jalan Tomang Raya, tepatnya di depan Gedung Darmawan, Palmerah, Jakarta Barat yang ambrol beberapa waktu lalu hingga kini belum dilakukan perbaikan. Padahal, pedestrian tersebut selalu ramai dilintasi pejalan kaki.  

    " Penutupan lubang pedestrian tersebut akan kami lakukan dalam waktu ini demi menghindari adanya korban pejalan kaki"

    Pantauan beritajakarta.com, pedestrian yang ambrol selebar satu meter dan panjang dua meter tampak menganga. Di dekat lubang hanya letakkan triplek bergambar panah dan lubang dilingkari pita bergaris kuning dan hitam sebagai penanda.

    Hartono (44), salah satu karyawan yang berkantor di kawasan tersebut mengatakan, tanda pada lubang diletakkan petugas satpam kantor Darmawan.

    “Pemasangan tanda tersebut dilakukan kira-kira seminggu lalu, sebagai tanda agar pejalan kaki yang melintas di pedestrian waspada,” ujar Hartono, Sabtu (11/4).

    Camat Palmerah, Zeri Ronazy mengatakan, untuk sementara pihaknya akan menutup lubang tersebut menggunakan balok kayu. “Penutupan lubang pedestrian tersebut akan kami lakukan demi menghindari adanya korban pejalan kaki,” kata Zeri

    Pihaknya, tambah Zeri, akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar segera melakukan perbaikan permanen, mengingat lokasi tersebut merupakan salah satu titik penilaian Adipura. “Jalan Tomang Raya salah satu penilaian Adipura. Jadi sudah selayaknya rapi dan tertata dengan baik,” tandas Zeri.

  • (Berita online-10.04)Warga Warakas Keluhkan Penerangan Jalan
  • TANJUNG PRIOK (Pos Kota) – Warga Warakas khususnya yang tinggal di Jalan Warakas III Gg.12 Tanjung Priok, Jakarta Utara mengeluh. Pasalnya, di lokasi tersebut lampu penerangan jalannya sejak dua minggu lalu padam sehingga setiap malam kawasan tersebut gelap gulita.

    Untuk itu warga mendesak kepada Pemkot Jakarta Utara, khususnya Sudin Energi dan Perindustrian untuk segera memperbaiki. Sebab jika tidak lokasi tersebut dikuatirkan akan rawan aksi kriminalitas terutama padam malam hari.

  • (Berita Online-1004) Menyibak Praktik Panti Pijat Esek-esek di Jakarta Barat
  • VIVA.co.id - Jakarta Barat merupakan surganya bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk mengais rezeki. Kelompok PMKS ini antara lain, pengemis, pemulung, serta Pekerja Seks Komersial (PSK).

    Salah satu titik praktik prostitusi di Jakarta Barat berlokasi di Jalan Mawardi Raya, Grogol. Wilayah ini dapat diakses melalui Pasar Grogol, kemudian simpang 3 terakhir belok kiri. Di ujung Jalan Mawardi Raya, akan ditemukan beberapa praktik prostitusi dengan kedok panti pijat.

    Panti pijat ini beroperasi pukul 10.00 sampai pukul 21.00. Tempat ini berbentuk rumah yang berjejer dengan usaha rumahan lainnya seperti warung, warteg, dan  percetakan.

    Di salah satu rumah panti pijat, semerbak wangi parfum langsung menusuk hidung saat memasuki teras depannya, lalu nampak meja kasir yang dijaga  dua wanita dengan pakaian seksi. 

    Di meja kasir terdapat puluhan foto wanita-wanita cantik dan seksi yang siap melayani jika dipilih oleh pelanggan.

    Saat melongok ke dalam bangunan dua tingkat itu, nampak koridor yang kiri kanannya berjejer kamar-kamar kecil tempat praktik pijat berlangsung.

    Aman Razia

    Menurut keterangan penjaga kasir, tarif per sekali praktik Rp200 ribu. "Tidak ada pijat Mas, langsung "main"," ujar wanita yang enggan menyebutkan nama iu.

    Dari penuturan, Roso (40), yang sehari-hari menjaga area parkir di sekitar rumah panti pijat itu, diketahui bahwa panti pijat itu tidak pernah terkena razia. "Dulu, sudah lama sekali, pernah juga didatangi petugas," katanya kepada VIVA.co.id.

    Roso juga mengatakan, jumlah pengunjung di panti-panti pijat di wilayah dia tidak tentu jumlahnya per hari. "Kadang ramai, campur-campur usianya, ada muda, ada yang tua," ujar Roso.

    Roso juga mengaku kadang sering diberi uang oleh pemilik panti pijat. "Kalau lagi ramai, atau ada kerjaan tertentu, biasanya dikasih," kata dia.

    Camat Grogol Denny Ramdani ketika dihubungi pada 9 April lalu mengatakan, permasalahan sosial seperti itu merupakan ranah Dinas Sosial. Dia tidak berani memastikan apakah rumah panti pijat tersebut menjajakan PSK.

    "Pokoknya kan labelnya panti pijat, kalau ada izin beroperasi, izinnya pasti sebagai panti pijat, ya di dalamnya kita tidak tahu," tutur Denny.

  • BeritaOnline(0704): Petugas Minim, Jakbar Kesulitan Tertibkan PMKS
  • Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat mengaku kesulitan menertibkan keberadaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di wilayahnya. Selain karena banyaknya titik rawan PMKS, minimnya petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) yang dimiliki membuat PMKS seperti pengemis dan gelandangan, dan pekerja seks komersial (PSK), masih marak beroperasi.

    " Keberadaan petugas P3S masih sangat minim. Idealnya, satu titik rawan PMKS dijaga 10-20 petugas"

    Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Ika Yuli Rahayu, mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki sebanyak 50 petugas P3S. Jumlah itu dinilai kurang ideal untuk mengawasi delapan titik rawan PMKS di wilayah itu, seperti perempatan Cengkareng, Terminal Kalideres, perempatan Grogol, Tomang, kawasan Pasar Pagi (Asemka), Jembatan Lima, Tubagus Angke, serta kawasan Kota Tua.

    "Keberadaan petugas P3S masih sangat minim. Idealnya, satu titik rawan PMKS dijaga 10-20 petugas," ujar Ika, Senin (6/4).

    Untuk itu, kata Ika, pihaknya berencana menambah jumlah petugas agar Jakarta Barat bersih dari PMKS. "Kita akan tambah petugas P3S agar Jakarta Barat bersih dari PMKS. Saat ini, kita menjadikan kawasan perempatan Tomang sebagai daerah percontohan kawasan bebas PMKS," ungkapnya.

  • BeritaOnline(0704): Pulau Seribu Kekurangan Mesin Pengolah Sampah
  • Persoalan sampah di Pulau Seribu membutuhkan pengananan yang serius. Sebab, dari 11 mesin pengolah sampah, hanya 3 unit yang masih berfungsi. Kondisi tersebut membuat sampah menumpuk.

    "Kalau ada mesin insener ator, sampah tidak lagi menumpuk. Sampah juga tidak mungkin dibuang ke laut. Sebab, memang tidak diperbolehkan"

    "Mesin pengolahan sampah banyak yang rusak. Seperti di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka tempat sampahnya tidak berfungsi. Sampah-sampah terpaksa banyak yang ditumpuk di belakang pulau oleh warga sekitar," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Tri Djoko Sri Margianto, Senin (6/4).

    Menurutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Sudin Kebersihan untuk memperbaiki mesin pengolahan sampah.  Sedangkan mesin pembakar sampah yang saat ini masih berfungsi, salah satunya di Pulau Pari.

    "Kalau ada mesin insenerator, sampah tidak lagi menumpuk. Sampah juga tidak mungkin dibuang ke laut. Sebab, memang tidak diperbolehkan," ucapnya.

    Selain persoalan kekurangan mesin pengolahan sampah, Kepulauan Seribu juga kewalahan dengan banyaknya sampah di laut. Sampah itu berasal dari perairan di Jakarta yang terbawa sampai ke pulau. Selain menunggu Sudin Kebersihan memperbaiki mesin pengolah sampah, pihaknya juga melakukan penanganan dan pembagian kewenangan antara Sudin Kebersihan dan kelurahan. Pihaknya juga menargetkan setiap 10 meter akan ada tempat sampah di masing-masing pulau, sehingga warga tak perlu menumpuk sampah lagi.

  • (Berita online-06.04)Mesin Sampah di Kep. Seribu Banyak yang Rusak
  • PULAU SERIBU (Pos Kota) – Dari 11 mesin pengolahan sampah yang ada di Kepulauan Seribu, hanya tiga unit yang beroperasi. Sisanya, delapan mesin mangkrak.

    Bupati Kepulauan Seribu, Tri Djoko Sri Margianto, mengakui banyaknya mesin yang tidak bisa beroperasi sama sekali. “Mesin pengolahan sampah banyak yang rusak. Seperti di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka tempat sampahnya tidak berfungsi. Akibatnya saat ini sampah-sampah tersebut banyak yang ditumpuk dibelakang pulau oleh warga sekitar,”

  • BeritaOnline(1203): Jl Komarudin Sisi Barat Dipenuhi Sampah.
  • Tumpukan sampah rupanya masih terlihat di ibu kota. Di Jl Komarudin sisi barat Tol JORR terlihat sedikitnya delapan tumpukan sampah yang menggunung. Namun demikian, pihak kelurahan mengaku belum mengetahui siapa yang membuang sampah di pinggir jalan tersebut.

    "Saya baru tahu, kok nekat betul orang buang sampah sembarangan. Pasti buangnya malam hari. Karena kalau siang pasti ketahuan dan bisa kita tangkap "

    Pantauan di lapangan, gunungan sampah tersebut terlihat setinggi sekitar 1,5-2 meter. Diduga gunungan sampah ini berasal dari sampah galian di lokasi pembuangan sampah. Sebab sampah sudah bercampur dengan tanah. Lokasi pembuangan sampah ini terdapat di RW 15, tepatnya di samping pagar tembok Komplek Perumahan Era Mas 2000.

    Lurah Pulogebang, Fajar Eko Satrio, saat dikonfirmasi mengaku terkejut dan geram dengan hal itu. Kemudian, ia langsung meninjau gunungan sampah tersebut. "Saya baru tahu, kok nekat betul orang buang sampah sembarangan. Pasti buangnya malam hari. Karena kalau siang pasti ketahuan dan bisa kita tangkap," ujar Fajar, Rabu (11/3).

    Pihaknya, kata Fajar, berjanji akan menyelidiki siapa yang membuang sampah tersebut. Jika ketahuan akan diproses sesuai hukum berlaku. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Sudin Kebersihan Jakarta Timur agar secepatnya diangkut.

  • BeritaOnline(0903): Sampah Menggunung di Kali Opak
  • WARTA KOTA, TAMBORA - Tak sedap betul hamparan pemandangan yang terlihat di bantaran Kali Opak yang berada di wilayah Kelurahan Tambora, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Endapan lumpur dan tumpukan sampah tinggi menggunung di sepanjang kali.

    Warna air yang menggenangi kali pun menghitam. Bahkan tak mengalir karena adanya endapan lumpur dan tumpukan sampah itu.

    Kali ini memiliki lebar 10 meter dan panjang 1 kilometer. Kedalamannya pun tampak dangkal sekitar 1 meter karena sampah yang berserakan di dalam kali tersebut.

    "Ini kalau banjir, sampahnya meluap ke atas mengalir ke pemukiman warga. Daerah sini memang rawan banjir," ujar Zaenal (32) warga RW 01 Kelurahan Tambora yang bermukim di pinggiran Kali Opak saat berbincang santai dengan Warta Kota pada Minggu (8/3).

    Bantaran Kali Opak berada percis di wilayah RW 01 Kelurahan Tambora. Warga setempat pun mengeluhkan agar adanya pengerukan terhadap endapan lumpur dan tumpukan sampah di dalam Kali ini.

    "Kali ini memang dari dulu banyak sampah dan lumpurnya juga tinggi. Makanya memang harus dikeruk agar bersih," ucap Iis warga sekitar.

    Tembusan Kali Opak ini mengalir menuju Kali Krukut. Dan dialiri air dari Kali Cideng.

    "Kalau pintu air Cideng dibuka, kampungan ini mah pasti tenggelam. Biasanya banjir sekitar 1 meter," ungkap RW 01 Kelurahan Tambora, Hendi. (Andika Panduwinata)

  • BeritaOnline(0903): Warga Keluhkan Penarik Becak Bikin Kotor Lingkungan
  • WARTA KOTA, TANJUNG PRIOK - Hamidah (40), warga Koja, Jakarta Utara, mengaku keberadaan becak di tahun 2015 ini sudah tak layak. Pasalnya, ia kerap melihat para penarik becak buang bungkus makanan dan buang air kecil di sembarang tempat.

    "Gak jauh beda sama tukang ojek. Udah gak pantes lagi becak di tahun semodern ini. Harusnya mereka (penarik becak) cari pekerjaan lain. Bukan apa-apa juga, kadang mereka suka kencing sembarang tempat. Lingkungan jadi kotor dan pesing," kata Hamidah yang juga sebagai tengah menunggu angkutan umum, tak jauh dari Gerbang Pasar Ular Permai, Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (8/3)

    Dirinya yang saat itu baru usai berkunjung ke rumah temannya di Kawasan Kebon Bawang, juga mengatakan keberadaan penarik becak yang tengah melintas di jalan raya juga sangat membahayakan. Sebab, tak hanya padat mobil dan motor, banyak tronton, truk dan bus, ramai melintas di Kawasan Jakarta Utara.

    "Mereka kalau mengayuh becak kan lamban. Padahal, kita ketahui jalan-jalan raya di Jakut kan, aduuh.. Banyak kontainer, truk-truk semacamnya deh. Kalau yang ketabrak penariknya aja, gimana kalau sama penumpangnya?" terangnya.

    Penuturan yang sama diucapkan Joko (33), warga Kebon Bawang, Jakarta Utara. Dirinya mengaku, para penarik becak sering kedapatan buang air kecil di Taman Kebon Bawang. Tak hanya itu juga, Taman Kebon Bawang biasanya digunakan penarik becak untuk istirahat di taman tersebut.

    "Pemulung-pemulung juga ada. Ya saya sih sempat melihat sekilas-sekilas. Ada aja sih yang buang air kecil di pepohonan, atau di tanamannya. Sering malem, ama siang deh," ucap pria yang diketahui berprofesi karyawan swasta ini.

    Ia pun berharap, pihak pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Utara dapat menertibkan keberadaan becak saat ini. "Tertibkan untuk kebersihan lingkungan ya kenapa tidak," singkatnya. (Panji Baskhara Ramadhan)